Stok Bawang Putih Seret, Bapanas Bongkar Ulah Tujuh Importir
BI-Realisasi impor bawang putih yang seret disinyalir memicu harga di dalam negeri melonjak. Sebanyak tujuh importir berisiko dapat rapor merah.
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nyoto Suwignyo menyebut bahwa saat ini terdapat 33 perusahaan importir yang telah mengantongi izin impor bawang putih.
Namun, dari 33 importir terdapat tujuh importir yang sama sekali belum melakukan pengadaan alias realisasi impor masih 0%. Sementara dua perusahaan telah selesai merealisasikan seluruh kuota impornya, 16 perusahaan realisasi impornya sekitar 50%, dan delapan perusahaan realisasi impornya di bawah 50%.
Kendati begitu, dia tidak merinci nama perusahaan yang pengadaan impor bawang putih masih mandek meskipun telah mendapat izin impor dari Kementerian Perdagangan.
“Ada 7 perusahaan yang realisasinya [impor bawang putih] masih 0%,” ujar Nyoto dalam rapat pengendalian inflasi daerah, Senin (13/5/2024).
Nyoto menambahkan, bawang putih impor hanya masuk melalui empat pelabuhan yaitu Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan dan Makassar. Oleh karena itu, selain mempercepat realisasi impor, Bapanas juga mendesak agar distribusi bawang putih ke berbagai wilayah dapat berjalan lancar sehingga stabilisasi pasokan dan harga terjaga.
Sebelumnya, Deputi III Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono mengatakan bahwa pemerintah dalam hal ini Badan Pangan Nasional (Bapanas) tengah merancang aturan sanksi bagi importir yang lambat dalam merealisasikan impor.
Dia mengakui bahwa selama ini tidak ada aturan yang mewajibkan seorang importir untuk segera melakukan pengadaan. Musababnya, persetujuan impor (PI) yang diterbitkan Kementerian Perdagangan kepada importir berlaku selama satu tahun kalender.**