Ramai-ramai Petani di Madiun Biarkan Tomat Membusuk gegara Harga Anjlok
BI-Petani tomat di Desa Banjaransari, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun membiarkan tanaman tomatnya membusuk di kebun. Mereka sengaja tak memanen tomat lantaran harganya turun hingga mencapai Rp 1.000 per kg.
“Kalau kami panen merugi masih biaya panen. Daripada merugi, para petani banyak memilih membiarkan tomat membusuk daripada dipetik,” Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Madiun, Suharno, Kamis (15/8/2024).
Menurut Suharno, padahal harga normal tomat sebelumnya bisa mencapai Rp 5 ribu per kilo. Bahkan menjelang lebaran, harga tomat di pasaran bisa mencapai Rp 25 ribu per kilo.
“Biasanya normal kisaran Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu bahkan lebaran Rp 25 ribu,” ujar Suharno.
Suharno menambahkan, agar tidak merugi besar banyak petani yang membiarkan buah tomatnya tidak dipetik hingga harga naik. Petani pun rela buah tomatnya membusuk di pohon dari pada harus dijual dengan harga murah.
“Kalau ada tetangga mau ambil ya silakan ambil petik sendiri,” tandas Suharno.
Suharno menegaskan semestinya negara hadir saat harga komoditi pertanian anjlok di pasaran. Hal itu dapat dicontohkan Thailand yang membeli hasil panen petani yang harganya anjlok lalu diekspor ke luar negeri.
“Dengan demikian para petani di negeri ini tidak merugi dan terus dapat menanam aneka produk pertanian di lahannya masing-masing dengan ada yanh menjembatani ekspor,” terang Suharno.
“Kalau di Thailand negara membeli hasil panen petani kemudian di ekspor sehingga petani tidak rugi. Kalau disini petani seperti single fighter (bertarung sendiri). Kalau rugi yang dirasakan sendiri,” tUTUP Suharno.**