Hotel-hotel di Kota Batu Mulai Rasakan Dampak Efisiensi Anggaran Pemerintah

0
55

BI-Pengelola hotel di Kota Batu mulai merasakan dampak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Sejumlah hotel menerima banyak pembatalan reservasi kegiatan dari instansi pemerintah.

Salah satunya adalah Hotel Aston Inn yang terletak di Jalan Abdul Gani Atas V, Kota Batu. Hotel bintang 4 yang kerap digunakan untuk kegiatan pemerintahan ini mengalami pembatalan reservasi hingga beberapa bulan ke depan.

“Dampak sudah terasa, kegiatan dari kementerian, pemprov, dan pemkot/pemkab sudah banyak yang cancel sampai 4 bulan ke depan,” ujar General Manager Aston Inn, Rocki, saat dihubungi detikJatim, Sabtu (15/2/2025).

“Dan dari dinas-dinas yang kami kunjungi itu rata-rata mereka menyampaikan kegiatan yang biasanya satu bidang ada 5 sampai 6 kegiatan setahun, setelah ada efisiensi anggaran, hanya tinggal 1 sampai 2 kegiatan yang urgent saja,” sambungnya.

Rocki mengatakan, pembatalan reservasi kegiatan pemerintah ini menjadi pukulan tersendiri bagi hotel. Sebab, lebih dari 50% pendapatan dari kegiatan pemerintah selama ini digunakan untuk biaya operasional hotel.

“Kami cukup menyayangkan pembatalan ini, karena kegiatan-kegiatan kedinasan di hotel ini lebih dari 70% uangnya berputar untuk operasional. Seperti gaji karyawan, pajak, supplier, UMKM lokal, dan lain-lain,” kata Rocki.

Dengan adanya pembatalan reservasi kegiatan pemerintah, Hotel Aston Inn kini mencoba mencari sumber pendapatan lain, baik dari event sosial, perusahaan swasta, hingga pasar grup dari agen travel.

Hal serupa juga dialami Hotel Samara di Jalan Imam Bonjol, Kota Batu. General Manager Hotel Samara, Arif menyampaikan, dampak kebijakan efisiensi anggaran sangat terasa bagi usaha hotel.

“Dengan adanya efisiensi anggaran, dampaknya sangat terasa sekali. Terlihat dalam dua bulan ke depan ada dua kegiatan yang dibatalkan oleh pihak pemerintah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi menerangkan, pembatalan reservasi kegiatan pemerintah dirasakan oleh banyak hotel di Kota Batu.

Sujud memperkirakan, rata-rata hotel di Kota Batu akan kehilangan 20 sampai 50% pendapatan kegiatan dari pemerintah yang melibatkan hotel, seperti meeting, incentive, convention, exhibition (MICE).

“Teman-teman ini sudah mengalami pembatalan kegiatan sejak beberapa waktu lalu. Ini tentu membuat sektor pariwisata di Kota Batu, baik hotel maupun restoran, semakin berat ke depannya,” terang Sujud.

Kendati demikian, Sujud menyampaikan bahwa untuk mengatasi pukulan berat tersebut, para pengelola hotel tengah berupaya mencari pasar lain sebagai alternatif. Sasaran yang dikejar saat ini adalah promosi ke sektor korporasi dan wisatawan reguler ke berbagai daerah dengan bekerja sama dengan agen travel.

“Kerja sama dalam promosi pariwisata dilakukan saat situasi seperti ini, sehingga tidak mengandalkan tamu hotel dari kegiatan instansi pemerintahan saja,” tandasnya.***

Leave a reply