Penjualan Emas Antam Pecah Rekor, Nyaris 44 Ton

0
8

BI-PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatat penjualan emas hingga 43,78 ton sepanjang 2024.

Bukan hanya lompat 68% dibanding periode 2023 ketika Antam (ANTM) menjual 26,13 ton emas, volume penjualan emas menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Antam.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTAM Arianto S Rudjito mengatakan pencapaian operasional tahun 2024 merupakan cerminan ketahanan dan efektivitas strategi diversifikasi perusahaan dalam merespons dinamika pasar.

“ANTAM terus menjaga keunggulan operasional dan efisiensi biaya produksi, sehingga mampu mencatatkan optimalisasi kinerja penjualan maupun produksi di tengah dinamika industri. Ini adalah wujud dari komitmen kami untuk terus menciptakan nilai tambah secara berkelanjutan, memperkuat daya saing di pasar global maupun dalam negeri, dan memberikan kontribusi terbaik bagi pemangku kepentingan,” ujar Arianto tertulis, Selasa (15/4/2025).

Logam mulia atau emas belakangan memang tengah menjadi buruan masyarakat. Gerai Butik Antam bahkan diserbu, hingga antran mengular.

Berdasarkan pantauan langsung Bloomberg Technoz, Selasa (15/4/2025), Butik Emas Antam Setiabudi One terpantau dipadati pembeli, bahkan sampai meluber ke tempat parkir.

Sampai dengan pukul 10:18 WIB pembeli yang sudah dilayani baru sampai nomor 36. Sementara, antrean baru sudah mengular sampai nomor 193.

Padahal, stok emas fisik yang tersedia di Butik Emas Antam Setiabudi One terbatas.

Stok yang tersedia hanya pecahan 1 gram sebanyak 79 keping, pecahan 2 gram sebanyak 35 keping, dan pecahan 5 gram sejumlah 81 keping.

Diversifikasi Produk

Selain emas, Antam (ANTM) juga melakukan diversifikasi dengan menjual mineral lain, salah satunya nikel.

Adapun volume produksi bijih nikel sepanjang tahun 2024 mencapai 9,95 juta wet metric ton (wmt) dan penjualan 8,34 juta wmt. Produksi feronikel tercatat mencapai 20,10 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan volume penjualan sebesar 19,45 ribu ton yang diperuntukan memenuhi demand pada pasar Tiongkok, India, dan Korea Selatan.

Sementara penjualan bauksit pada tahun 2024 tercatat sebesar 736 ribu wmt yang diperuntukan untuk pasokan bahan baku smelter dalam negeri.

Antam saat ini sedang mempercepat realisasi proyek strategis nasional di sektor hilirisasi mineral, yakni mengembangkan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Menpawah, Kalimantan Barat, berkolaborasi dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang diproyeksi beroperasi tahun ini dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun.

Penyediaan bahan baku baterai, yakni nikel dan bauksit, digunakan Antam dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional.

“Selain menjaga operasional yang solid dan berkelanjutan. Di saat yang sama, ANTAM juga agresif merealisasikan proyek-proyek strategis nasional yang mendukung hilirisasi dan transisi energi,” tegas Arianto.

Dalam segi memperkuat lini bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia, Antam menggunakan proyek Precious Metal Manufacturing Plant di Gresik, Jawa Timur. Kemudian, pabrik akan meningkatkan kapasitas produksi untuk penuhi peningkatan permintaan, serta menjangkau pasar yang lebih luas, khususnya di Indonesia wilayah Timur.***

Leave a reply