ohon Diserang Jamur, Petani Jeruk di Banyuwangi Rugi Puluhan Juta

0
15

BI-Petani jeruk di Desa Sagat, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi harus gigit jari karena gagal panen. Ratusan pohon jeruk di lahan mereka diserang hama virus yang membawa jamur. Para petani pun rugi puluhan juta.

Seperti yang dialami salah satu petani setempat, Rozak (30). Hama menyerang pohon-pohon jeruk miliknya, sehingga banyak buah jeruk yang menguning dan berjatuhan ke tanah. Menurutnya, hampir semua pohon jeruknya diserang hama.

“Sudah nggak ada harapan ini, hampir 90% kena. Kalau sudah begitu, buahnya nggak bisa matang,” ungkap Rozak sembari mengecek pohon-pohon jeruk miliknya, Minggu (27/4/2025).

Menurut Rozak, kondisi serupa dialami sekitar 50 petani jeruk di desanya. Pohon-pohon jeruk diserang jamur hingga membusuk, dan akhirnya mati.

“Penyebabnya bakteri, virus, dan mungkin karena jamur. Akibatnya batangnya membusuk, buah menguning, dan rontok,” jelasnya.

Akibat serangan jamur tersebut, Rozak merugi hingga Rp 50 juta lantaran buah jeruk miliknya tidak bisa dipanen tua. Harga yang didapat pun tidak sepadan dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan.

“Nggak bisa (panen) tua karena belum matang itu sudah rontok, dipanen muda ya buat minuman itu. Harganya sekitar Rp 3.500-Rp. 4.000 itu kalau jual BL,” lanjut Rozak.

Padahal, pada musim ini harga jeruk tergolong baik, yakni di angka Rp 8.000 per kilogram. Jeruk miliknya baru berbuah sebanyak dua kali, kata Rozak, pohon-pohon jeruk miliknya itu seharusnya bisa panen hingga empat kali dalam satu musim dengan usia produktif hingga 15 tahun.

“Harusnya masih bisa panen sampai umur 15 tahun bahkan lebih, ini umurnya baru 2 tahun lebih. Kalau sudah busuk, cara satu-satunya ya ditebang pohonnya,” ungkap Rozak dengan nada kesal.

Penularan virus tersebut tergolong cepat, dalam hitungan hari satu lahan seluas 1/4 hektare miliknya langsung terinfeksi, dan berlanjut ke lahan-lahan jeruk miliknya yang lain. Kondisi serupa juga dialami sejumlah lahan jeruk lainnya di desa tersebut.

“Semua mengeluhkan kondisi ini, belum ada arahan atau petunjuk dari penyuluh pertanian. Kami sudah berupaya berbagai cara, mulai menggunakan obat-obatan sampai konvensional, tapi kondisinya tetap sama,” tutup Rozak.

Akibat kondisi ini, suplai jeruk dari Kabupaten Banyuwangi terancam turun. Selama ini, Banyuwangi dikenal sebagai produsen buah jeruk yang cukup besar setelah Jember, yang mampu mengisi pasar-pasar buah besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali.***

Leave a reply