Obat Tuberkulosis (TB) Diprediksi Habis Februari 2026

0
93

BI-Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyebut ketersediaan obat untuk pasien tuberkulosis (TBC/TB) akan habis di Februari 2026.

“Jadi kami melihat kembali dan menghitung kembali kebutuhan obat itu dan kita lihat kembali ternyata kita masih cukup untuk memenuhi sampai Februari 2026 sebetulnya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Penanggulangan Penyakit Kemenkes Murti Utami dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Mengenai Jaminan Kesehatan Nasional bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta.

Oleh karena itu, Kemenkes RI akan melakukan perbaikan tata kelola pengadaan obat untuk penyakit tuberkulosis.

“Kita akan duduk bersama lagi dengan Dirjen Farmalkes untuk menghitung kebutuhan obat di 2026 dan 2027. Kami menghitungnya 15 bulan supaya punya buffer (penyimpanan) masih ada di daerah-daerah,” tambahnya.

Murti pun juga mengutarakan bahwa angka Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) belum mencapai 100% untuk pasien yang sensitif obat tuberkulosis, sampai saat ini masih mencapai 92%.

Demikian pula kata dia, resisten obat tuberkulosis ini masih berada di bawah angka 80%. Sementara itu, Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) dikategorikan masih sangat rendah berada di angka 19,4%.

“Nah untuk pencegahan ini memang agak berkurang karena, kita juga sudah melakukan melalui e-learning system.”

Bila melihat data anggaran penanggulangan tuberkulosis anggaran untuk pencegahan pada tahun 2025 hanya Rp182 miliar, turun dari anggaran tahun 2024 yang masih mencapai sekitar Rp204 miliar.

“Hal itu dilakukan untuk research (penelitian), vaksin dan beberapa hal untuk melakukan pengadaan tuberkulosis untuk pencegahan,” ujarnya.

Sementara itu, anggaran pengobatan tuberkulosis di tahun 2025 juga mengalami penurunan menjadi sekitar Rp633 miliar dari anggaran tahun 2024 sekitar Rp1 triliun.***

Leave a reply