Pengamat Transportasi Minta Pemerintah Serius Dukung Bandara Dhoho

0
31

BI-Keberadaan Bandara Dhoho Kediri diharapkan mampu mengoneksikan wilayah Selatan Provinsi Jawa Timur dengan cepat dan efisien. Untuk itulah pemerintah dituntut serius mendukung beroperasinya Bandara Dhoho yang merupakan proyek strategis nasional.

Pernyataan itu disampaikan pengamat transportasi dari Universitas Surabaya (Ubaya) Prof Dr Ir Dadang Supriyatno, MT., IPU., ASEAN Eng. Dia mengatakan keberadaan Bandara Dhoho sangat strategis untuk membuka jalur transportasi udara di wilayah Selatan Jawa Timur.

“Bandara Dhoho ini menambah pilihan moda transportasi udara di Jawa Timur, tidak harus ke Surabaya (Juanda),” kata Dadang, Sabtu (17/5/2025).

Oleh karena itulah pemerintah wajib mendorong beroperasinya Bandara Dhoho dengan melakukan pemetaan rute potensial dan menyediakan infrastruktur pendukung bandara.

Dia mencontohkan bagaimana keberadaan Bandara Banyuwangi yang sempat hampir mati karena sepi penumpang yang berimbas pada minimnya maskapai yang masuk. Kini bandara tersebut menjadi salah satu bandara yang cukup ramai.

Peran serta Kementerian Perhubungan yang bergerak bersama-sama menghidupkan bandara Banyuwangi sangat menentukan. Pemerintah melakukan pemetaan rute yang potensial, sehingga maskapai sebagai pihak swasta tergerak membuka jalur penerbangan di Banyuwangi.

“Selama ini kan urusan itu (membuka pasar) diserahkan ke maskapai. Komitmen pemerintah hanya di atas kertas saja, sehingga maskapai berjuang sendiri menciptakan pasar,” jelas Dadang.

Dadang berharap pemerintah mengkaji ulang konsep Bandara Dhoho dengan melibatkan pakar atau akademisi. Sehingga semua persoalan yang menghambat beroperasinya Bandara Dhoho bisa diinventarisir untuk diselesaikan bersama-sama.

Termasuk mengenai pengaturan wilayah udara yang ada di bagian Selatan Jawa Timur yang sebelumnya menjadi area latihan pesawat tempur Lanud Iswahjudi.

“Dibutuhkan intervensi pemerintah pusat untuk duduk bersama seluruh stakeholder dan pakar transportasi, sehingga cita-cita mewujudkan akses transportasi udara di Selatan Jawa Timur bisa terwujud,” tegas Dadang.

Bandara Dhoho sendiri dibangun atas inisiatif dan keberanian PT Surya Dhoho Investama yang merupakan anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk. Pembangunan ini murni dilakukan swasta tanpa dukungan anggaran pemerintah sama sekali.

Panjang runway atau landas pacu bandara itu berukuran 3.300 x 60 meter, dengan apron commercial berukuran 548 x 141 meter, apron VIP berukuran 221 x 97 meter, 4 taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.

Sementara di sisi darat, bandara ini memiliki terminal penumpang yang luasnya mencapai 18.000 meter persegi dengan kapasitas mampu menampung 1,5 juta penumpang per tahun.

Beroperasinya Bandara Dhoho ini menjadi harapan baru masyarakat Jawa Timur dalam mendapatkan akses transportasi udara yang cepat dan efisien. Selain menghubungkan 13 kota dan kabupaten di Jawa Timur keberadaan Bandara Dhoho juga diharapkan mendongkrak sektor ekonomi, pariwisata, dan religi.

Bandara ini juga diharapkan membuka rute baru perjalanan Umroh dari Kediri ke tanah suci, sehingga layanan penerbangan Umroh bisa lebih cepat dan nyaman.***

Leave a reply