Okupansi Hotel Merosot di Tengah Kenaikan Jumlah Wisatawan

0
38

BI-Tingkat okupansi hotel di Indonesia mengalami penurunan pada Juli 2025, meskipun pergerakan wisatawan mancanegara maupun nusantara menunjukkan tren pertumbuhan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, okupansi hotel pada Juli 2025 turun 3,57 poin persentase dibandingkan Juli 2024. Secara kumulatif Januari–Juli 2025, penurunan juga terjadi sebesar 3,54 poin persentase.

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyebut terdapat dua indikasi utama penyebab penurunan tingkat okupansi.

“Pertama, sebagian wisatawan beralih ke akomodasi alternatif; kedua, pertumbuhan jumlah kamar hotel yang lebih cepat dibandingkan peningkatan jumlah wisatawan, sehingga menimbulkan indikasi oversupply,” jelasnya mengutip dari keterangan resmi Kemenpar, Sabtu (6/9/2025).

Meski tingkat okupansi turun, beberapa event besar dan kegiatan Meetings (pertemuan), Incentives (insentif/perjalanan penghargaan), Conventions (konvensi), dan Exhibitions (pameran) atau dikenal dengan MICE di kota-kota besar menurut Ni Luh mampu menjaga permintaan kamar hotel di bulan Juli.

“Aktivitas semacam ini, terutama yang menghadirkan keramaian di sekitar destinasi pariwisata berpotensi menjadi penggerak okupansi dan dapat menghidupkan industri perhotelan,” jelasnya.

Untuk diketahui, kinerja sektor pariwisata nasional tetap mencatat hasil positif. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana melaporkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Juli 2025 mencapai 1,48 juta, tumbuh 13,01% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara kumulatif Januari–Juli 2025, tercatat 8,53 juta kunjungan atau naik 10,04% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Malaysia menjadi penyumbang kunjungan terbanyak, disusul Australia dan China. Sementara itu, pergerakan wisatawan nusantara pada Juli 2025 mencapai 100,2 juta perjalanan, melonjak 29,72% secara tahunan. Capaian ini turut mendongkrak kinerja kumulatif Januari-Juli 2025 sebesar 19,25%.

“Kami optimistis tren ini akan terjaga hingga akhir tahun,” ujar Menpar Widi.

Sementara itu, wisatawan nasional atau perjalanan warga negara Indonesia ke luar negeri tercatat menurun 5,24% secara year-on-year dari 918,05 ribu perjalanan pada Juli 2024 menjadi 869,93 ribu perjalanan pada Juli 2025. Penurunan ini bertepatan dengan periode libur sekolah, sehingga mengindikasikan preferensi yang lebih kuat terhadap pariwisata dalam negeri.

Secara kumulatif Kemenpar menegaskan Januari–Juli, selisih kunjungan wisatawan mancanegara terhadap wisatawan nasional juga bertambah, dari 2,41 juta pada 2024 menjadi 3,09 juta pada 2025.

“Saya tekankan bahwa tren positif ini adalah hasil berbagai upaya pembangunan, promosi, dan kolaborasi strategis terus dirancang oleh pemerintah bersama pelaku pariwisata untuk meningkatkan daya tarik destinasi dan minat wisatawan untuk berkunjung, serta membangun ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Widi.***

Leave a reply