Pemkot Surabaya Pastikan Stok Pangan Aman hingga Delapan Bulan

0
4

BI-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan ketersediaan bahan pangan di wilayahnya dalam kondisi aman dan mencukupi hingga delapan bulan ke depan. Kepastian tersebut didukung hasil pemantauan harga dan stok komoditas pangan di berbagai titik distribusi yang menunjukkan tren stabil.

Agung Supriyo Wibowo Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Kota Surabaya menyampaikan, berdasarkan hasil pantauan di lapangan, harga sejumlah komoditas pangan relatif stabil, bahkan beberapa di antaranya menurun dibandingkan pekan sebelumnya.

“Untuk saat ini relatif tidak ada harga yang naik, cabai juga sudah turun. Cabai keriting sekarang Rp60.000 per kilogram, cabai besar Rp35.000 per kilogram. Telur yang sebelumnya sempat naik kini turun dari Rp33.000 menjadi Rp30.000 per kilogram,” ujar Agung, Rabu (24/12/2025).

Selain cabai dan telur, harga daging sapi masih stabil, untuk kualitas premium di kisaran Rp140.000 per kilogram, sedangkan non premium berkisar antara Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram.

Sementara itu, harga daging ayam justru mengalami penurunan sekitar Rp5.000 per kilogram dibandingkan harga sebelumnya.

“Kalau ayam ada penurunan. Dari sebelumnya Rp38.000 per kilogram, sekarang sudah di angka Rp33.000 per kilogram,” tambahnya.

Untuk komoditas beras, Agung memastikan aman, meski minat masyarakat terhadap beras SPHP sedikit menurun karena beralih ke beras premium, namun keseluruhan cadangan pangan kota tetap mencukupi.

Berdasarkan data indeks kecukupan pangan, Surabaya berada di angka 8,3, artinya stok pangan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat hingga delapan bulan ke depan.

Untuk minyak goreng, khususnya MinyaKita, Agung mengakui stok sering habis menghadapi tingginya permintaan.

“Kalau beras masih konstan. Untuk MinyaKita karena banyak peminat jadi cepat habis. Setiap pabrik sudah ada jatah, tetapi penyalurannya menyebar ke berbagai daerah. Namun, secara umum pasokan minyak goreng di Surabaya masih aman, hanya peminatnya memang tinggi karena masyarakat lebih memilih MinyaKita,” terangnya.

Agung mengimbau masyarakat Surabaya agar tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying.***

Leave a reply