Dampak Proyek IKN, Anggota INSA Kebanjiran Order Angkut Material
BI – Pengusaha kapal yang tergabung dalam Indonesian National Shipownership Association (INSA) mengumumkan bahwa mereka telah menerima banyak pesanan untuk mengangkut bahan material seperti batu dan semen untuk proyek konstruksi IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Dalam sebuah konferensi pers pada Jumat, 26/5/2023, di Kantor Sekretariat DPP INSA, Jakarta, Wakil Ketua Umum I INSA, Darmansyah Tanamas, mengonfirmasi bahwa proses pembayaran untuk kapal-kapal tersebut berjalan dengan lancar.
Dia juga membantah adanya keterlambatan pembayaran seperti yang terjadi pada pegawai Otorita IKN yang sebelumnya mengalami masalah dengan gaji mereka.
Darmansyah menjelaskan bahwa sampai saat ini tidak ada laporan mengenai keterlambatan pembayaran dari pihak pelaku usaha, khususnya dalam bidang transportasi.
Dia menekankan bahwa tidak ada masalah terkait transportasi bahan material hingga saat ini.
Lebih lanjut, Darmansyah mengungkapkan bahwa pengusaha kapal pengangkutan terus berkoordinasi dengan PT Karya Logistik Nusantara, yang merupakan joint venture dari enam perusahaan BUMN Karya di sektor industri perdagangan material konstruksi.
PT Karya Logistik Nusantara bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pembangunan infrastruktur.
Darmansyah juga mengatakan bahwa permintaan untuk mengangkut bahan material untuk proyek infrastruktur dasar di IKN Nusantara terus meningkat.
Dia menjelaskan bahwa IKN Nusantara telah memulai pembangunan, mirip dengan membangun sebuah rumah, dimulai dari fondasi. Mereka saat ini fokus pada pembangunan jalan, jembatan, dan bangunan lainnya. Selain itu, juga ada permintaan untuk pembangunan gedung dan perumahan terkait pembangunan fisik proyek tersebut.
Darmansyah menyebutkan beberapa bahan material yang diimpor dari berbagai wilayah di Indonesia untuk membangun IKN, seperti semen, batu split, pasir, besi beton, dan besi baja.
Dia menjelaskan bahwa batu split banyak diambil dari Sulawesi karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dan dapat langsung diangkut ke Kalimantan.
Pelabuhan yang digunakan untuk proses pemindahan material terletak di Kalimantan Timur, yaitu Samarinda dan Balikpapan.
Terkait besi baja, Darmansyah mengungkapkan bahwa sebagian dari bahan tersebut sudah diproses lebih lanjut dan bukan berupa bahan mentah.
Ada desain yang telah dibuat, namun belum sepenuhnya dirakit karena akan sulit untuk melakukan mobilisasi.
Oleh karena itu, proses pengerjaan dilakukan secara parsial. Untuk produksi parsial bahan baku besi baja, terdapat dua lokasi manufaktur sementara, yaitu di Cilegon dan Surabaya.**