Kunjungan Wisman ke Jatim Melonjak Tajam Selama Semester I/2023

0
186

 

BI – Selama semester pertama tahun 2023, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Timur melalui Bandara Internasional Juanda mengalami peningkatan tajam, mencatat sebanyak 79.507 kunjungan.

Angka ini jauh meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 10.845 kunjungan.

Pada Kamis, 3/8/2023, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Zulkipli, mengakui bahwa tren kunjungan wisman ke Jatim masih belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi.

Pada tahun 2018, Jatim mencatatkan 145.599 kunjungan wisman, dan pada paruh pertama tahun 2019, tercatat 107.123 kunjungan.

Puncak dari peningkatan kunjungan wisman terjadi pada Juni 2023, mencapai 18.025 kunjungan. Hal ini didorong oleh momen liburan nasional seperti Waisak dan Idul Adha, serta libur panjang sekolah, yang menjadi faktor peningkatan kinerja sektor pariwisata, khususnya di sektor hotel.

Selama semester I/2023, kunjungan wisman terbanyak berasal dari Malaysia dengan 29.908 kunjungan, diikuti oleh Singapura dengan 10.046 kunjungan, China dengan 7.262 kunjungan, dan Amerika Serikat (AS) dengan 2.256 kunjungan.

Selain itu, terdapat pula kunjungan dari negara-negara lain seperti India, Taiwan, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.

Kunjungan wisman dari Malaysia meningkat sebesar 666,59 persen (year-on-year), sementara dari Singapura meningkat sebesar 590,45 persen (year-on-year) selama periode Januari hingga Juni 2023.

Berdasarkan hasil survei kepada para penumpang pada Juni 2023, tujuan utama kunjungan wisman ke Jatim adalah untuk keperluan pekerjaan, pertemuan bisnis, dan berlibur.

Beberapa destinasi favorit wisman di Jatim termasuk Taman Wisata Alam Ijen, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kampung Warna Warni, Pulau Noko Gili, Museum Probolinggo, dan Gereja Merah.

Peningkatan kunjungan wisman ini juga memberikan dampak positif bagi industri perhotelan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Dwi Cahyono, menyatakan bahwa tingkat okupansi rata-rata hotel telah mencapai 60 persen, yang merupakan angka yang sangat baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Hotel-hotel yang berada di perkotaan dan menyediakan layanan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) khususnya hotel bintang 4 dan 5 merupakan hotel dengan tingkat okupansi tertinggi.

Penyebab dari peningkatan kunjungan wisman ini adalah adanya penerbangan langsung ke Surabaya serta diadakannya berbagai event internasional seperti konferensi dan pameran.

Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, juga memberikan pandangan positif terhadap bisnis perhotelan di Surabaya, Jakarta, dan Bali pada paruh pertama tahun ini. Selain liburan, aktivitas bisnis juga sudah kembali berjalan seperti semula. Event MICE telah berjalan dengan ramai tanpa pembatasan kapasitas hingga 100 persen, dan kunjungan tamu dari luar negeri juga telah mulai meningkat, meskipun belum mencapai tingkat sebelum pandemi.

Selama semester pertama tahun ini, tingkat hunian hotel di Surabaya telah mencapai rata-rata 60,67 persen, naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 51,05 persen. Sementara itu, rata-rata tarif hotel juga mengalami peningkatan menjadi sekitar US$43,12, dibandingkan dengan US$39,74 pada tahun sebelumnya.

Leave a reply