GPFI dan BKKBN Fokus pada Program Pencegahan Stunting di 1.000 HPK Anak

0
338

BI – Dalam rangka mendukung penurunan kasus stunting, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) telah menjalin kerja sama dengan BKKBN Republik Indonesia untuk menyelenggarakan program edukasi mengenai pencegahan stunting bagi masyarakat di Kota Solo.

Pada hari Kamis, tanggal 7 September 2023, GPFI berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Solo dan BKKBN dalam penyelenggaraan Kegiatan Edukasi Pencegahan Stunting selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak. Acara ini berlangsung di Graha Saba Buana Kota Solo dan dihadiri oleh sekitar 1.000 peserta, termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan bidan.

Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pra-event Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI Tahun 2023 yang bertemakan “Transformasi & Sinergi Pelaku Usaha Farmasi Untuk Masyarakat Indonesia yang Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan.”

Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai stunting dan cara mencegahnya kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan bidan yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan anak-anak sejak awal kehidupan mereka.

Peserta acara mendapatkan wawasan yang berharga mengenai stunting serta strategi pencegahannya melalui berbagai kegiatan informatif dan interaktif.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, termasuk perusahaan farmasi, pemerintah, dan masyarakat, dalam upaya bersama untuk mengatasi stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak. Selain itu, ia menyoroti upaya GPFI dalam memerangi stunting, termasuk pemberian vitamin dan suplemen kepada anak-anak di daerah terluar Indonesia seperti Puncak Jaya, Papua, serta kegiatan di Pulau Buru, Maluku, dan Larantuka, Flores Timur, NTT.

Walaupun angka stunting di Indonesia menunjukkan penurunan tiap tahunnya, hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting di Indonesia masih mencapai 21,6% pada tahun 2022, melebihi standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang membatasi prevalensi stunting di bawah 20%. Oleh karena itu, percepatan penurunan kasus stunting pada balita menjadi salah satu prioritas program Pemerintah.

Pemerintah telah menetapkan target penurunan prevalensi stunting hingga mencapai 14% pada tahun 2024, dan mengundang semua pihak untuk mendukung upaya ini, terutama selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak.

Andreas Bayu Aji menekankan bahwa periode 1.000 HPK adalah waktu yang sangat kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, yang mencakup 270 hari selama kehamilan ibu dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak. Ia juga menyoroti pentingnya pola makan gizi seimbang, yang harus diterapkan mulai dari masa kehamilan hingga pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Leave a reply