Jokowi Soroti Kehilangan Mebel Indonesia di Panggung Internasional

0
250

BI – Produk mebel Indonesia kini diketahui telah kalah saing dengan Vietnam dan Malaysia, demikian yang diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Data menunjukkan bahwa dari potensi pasar mebel senilai US$ 766 miliar, kontribusi Indonesia hanya mencapai US$ 2,8 miliar pada tahun lalu.

Rangking produk mebel Indonesia saat ini berada di peringkat 17, yang jauh tertinggal dari Vietnam yang berada di peringkat kedua dan Malaysia di peringkat ke-12. Jokowi merasa kecewa dengan situasi ini, mengingat Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah untuk bahan baku mebel.

“Dalam pertemuan tadi, Ketua Umum Pak Dedy telah menjelaskan bahwa potensi pasar mencapai 766 miliar USD, sementara Indonesia hanya berkontribusi 2,8 miliar USD pada tahun lalu. Artinya, kontribusi kita masih sangat kecil, berada di peringkat 17 di bawah Vietnam yang berada di peringkat kedua dan Malaysia yang berada di peringkat 12,” ujar Jokowi dalam acara International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, pada Kamis (14/9/2023).

Jokowi juga mengingatkan bahwa pada tahun 1990-an, produk Indonesia pernah mendominasi panggung internasional saat pameran internasional, namun saat ini, posisinya telah tergeser.

“Saya ingat pada tahun 90-an, saat kita berpartisipasi dalam pameran internasional di Jerman, Italia, dan Perancis, kita benar-benar mendominasi. Tetapi sekarang, kita berada di peringkat 17. Bagaimana bisa ini terjadi?” tuturnya.

Menurut Jokowi, salah satu alasan kekalahannya dalam persaingan produk mebel dengan negara tetangga adalah karena kurangnya keterlibatan dalam kerja sama dengan negara-negara maju. Keunggulan negara-negara yang mendominasi pasar mebel global adalah kemampuan mereka dalam bermitra dengan perusahaan asing.

“Ada sesuatu yang perlu kita akui, menurut saya, ini terjadi karena kita enggan bermitra. Negara-negara lain aktif bermitra, sehingga apa yang disampaikan oleh Pak Dedy benar, kita harus terbuka untuk bermitra dengan perusahaan mebel dari luar negeri, entah itu dari Eropa, Amerika Serikat, atau bahkan China. Janganlah kita memiliki perusahaan-perusahaan itu sendiri, tetapi mari kita buka diri untuk bermitra,” jelasnya.**

 

Leave a reply