Kinerja Ekspor-Impor Indonesia Terpuruk, Airlangga: Kebijakan Baru Akan Direvisi
BI – Dalam menghadapi turunnya kinerja ekspor-impor Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah mengungkapkan bahwa penyebab utama adalah harga komoditas dunia yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, serta melemahnya permintaan di pasar global.
Dalam respons terhadap situasi ini, Airlangga menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan beberapa kebijakan, salah satunya adalah merelaksasi aturan yang sebelumnya membatasi beberapa produk manufaktur agar tidak melebihi 50% untuk masuk ke pasar domestik. Setelah revisi, produk-produk tersebut diizinkan untuk masuk pasar dalam negeri dengan porsi lebih dari 50%.
Airlangga mengungkapkan rencananya untuk merevisi Peraturan Menteri Keuangan yang menjadi dasar aturan tersebut, dan telah meminta Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, untuk melakukan revisi yang diperlukan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2023 telah mencatatkan kinerja di bawah target, dengan pertumbuhan sebesar 4,94% secara year on year (yoy). Sejumlah faktor telah memengaruhi lesunya perekonomian domestik, dengan penurunan harga komoditas global menjadi salah satu faktor utama yang berdampak pada ekspor dan impor Indonesia. Hasil data statistik menunjukkan kontraksi ekspor sebesar -4,26% dan kontraksi impor sebesar -6,18% pada kuartal ketiga tahun 2023.
Amalia Adininggar Widyasanti, yang menjabat sebagai Plt Kepala BPS, menjelaskan bahwa penurunan harga komoditas global telah berdampak signifikan pada kinerja ekonomi Indonesia, yang terutama terlihat dalam penurunan ekspor barang non migas dan barang migas seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, mesin atau peralatan listrik, serta produk migas seperti gas alam, hasil minyak, dan minyak mentah.