Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Didorong oleh Permintaan Domestik

0
127

BI – Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Kamis (23/11/2023), diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2023 tetap kuat, didukung oleh permintaan domestik yang terus meningkat.

Pertumbuhan sebesar 4,94% (yoy) ini, menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, dipengaruhi oleh kuatnya konsumsi rumah tangga dan peningkatan investasi, meskipun terjadi penurunan konsumsi Pemerintah dan kinerja ekspor.

Menurut Erwin Haryono, kinerja positif sebagian besar Lapangan Usaha (LU), terutama LU Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Konstruksi, juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi masih tumbuh kuat di seluruh wilayah, dengan tingkat pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua).

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap baik pada triwulan IV 2023, yang tercermin dari beberapa indikator dini seperti keyakinan konsumen, ekspektasi penghasilan, dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 diprakirakan berada dalam kisaran 4,5-5,3%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahun 2024 diprakirakan akan meningkat, didorong oleh tetap baiknya keyakinan konsumen, pengaruh positif dari pelaksanaan Pemilu, dan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia, guna mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi permintaan.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) juga tetap sehat, yang mendukung stabilitas eksternal. Defisit NPI pada triwulan III 2023 tercatat rendah, hanya sebesar 1,5 miliar dolar AS, jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar 7,4 miliar dolar AS.

Penurunan defisit ini didukung oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan dan penurunan defisit neraca modal dan finansial, meskipun dalam situasi ketidakpastian perekonomian global. Pada triwulan IV 2023, kinerja positif neraca perdagangan terus berlanjut dengan surplus mencapai 3,5 miliar dolar AS pada Oktober 2023.

Aliran modal asing juga kembali masuk ke pasar keuangan domestik, tercermin dari investasi portofolio hingga 21 November 2023, yang mencatat net inflows sebesar 2,6 miliar dolar AS (qtd).

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2023 tetap terjaga, mencapai 133,1 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Ke depan, NPI pada tahun 2023 diprakirakan tetap terjaga, dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB. Pada tahun 2024, diprakirakan NPI akan membaik, didukung oleh aliran masuk modal asing seiring dengan prospek perekonomian domestik yang tetap kuat.

Leave a reply