Petani Milenial Jatim Raih Posisi Tertinggi di Indonesia
BI – Sensus Pertanian 2023 yang baru dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat mengungkap prestasi membanggakan petani milenial di Jawa Timur. Dalam sensus tersebut, Jatim meraih gelar sebagai provinsi dengan jumlah petani milenial terbanyak se-Indonesia. Sebanyak 971.102 orang, atau sekitar 15,71 persen dari total petani Indonesia yang mencapai 6.183.009 orang.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi atas semangat para petani muda di Jatim yang berkiprah di sektor pertanian. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian regional, tetapi juga menandakan adopsi teknologi digital yang aktif, membawa harapan terciptanya pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.
“Petani milenial di Jatim mencapai 15,71 persen dari total Indonesia, atau 971.102 orang. Ini merupakan prestasi tertinggi di Indonesia,” ungkap Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Kamis (21/12/2023).
Kontribusi petani milenial ini turut memperkuat posisi Jatim sebagai lumbung pangan nasional yang mendukung 16 provinsi di wilayah Indonesia Timur. Selama empat tahun berturut-turut, Jatim telah menjadi produsen padi terbesar di antara seluruh provinsi di Indonesia.
“Jatim mempertahankan posisinya sebagai penghasil padi terbesar nasional dengan produksi 9,59 juta ton GKG, berkontribusi 17,89% terhadap produksi padi nasional. Dan ini sudah empat tahun berturut-turut dari 2020,” jelasnya.
Gubernur Khofifah menyatakan optimisme terhadap masa depan pertanian, dengan merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019. Aturan ini mengenai Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, yang sejalan dengan peningkatan jumlah petani milenial.
“Pertanian harus terus berkembang, terutama di era digital ini. Oleh karena itu, kita mengajak para milenial yang berpassion di sektor UKM, termasuk pertanian, untuk terlibat dalam transformasi digital,” ujarnya.
Geliat petani milenial juga didukung oleh Millenial Job Center (MJC) yang saat ini sedang dalam tahap finalisasi bersama grup South East Asia. Pusat pelatihan digitalisasi ekonomi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada petani muda.
“Sinergi dari hulu hingga hilir harus terus ditingkatkan. Dengan adanya data petani milenial, sinergi ini dapat menjadi lebih terarah,” tambah Gubernur Khofifah. Ia berharap agar dukungan dan pendampingan di sektor pertanian, baik dari segi hulu maupun hilir, dapat membentuk ekosistem pertanian yang sehat dan terarah.