Gangguan Transportasi dan Konflik di Timteng Jadi Sebab Impor Kedelai Terhambat

0
70

BI-Perum Bulog menanggapi minimnya stok kedelai di dalam negeri beberapa waktu terakhir.

Dirut Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menilai kondisi ini terjadi karena realisasi impor kedelai oleh importir terganggu karena urusan transportasi global dan konflik timur tengah.

“Terusan suez kabarnya sedang mendagkal dan adanya konflik di timur tengah malah membuat ketersediaan kapal dan kontainer terganggu,” jelas Bayu dalam konferensi pers di Kantor Perum Bulog, Kamis (11/1).

Kedua hal ini, menurut Bayu, menyebabkan proses pengiriman kedelai ke Indonesia menjadi terlambat sampai tiga minggu lamanya.

Selain itu, Bayu juga mengakui bahwa Bulog pada tahun lalu tidak memiliki aktivitas impor kedelai. Sehingga hampir seluruh stok kedelai dalam negeri di penuhi oleh importir swasta.

“Tahun ini kita akan coba melakukannya (impor), namun demikian kalau saya lakukan saat ini paling cepat kedelai baru datang 1,5 bulan lagi,” jelas Bayu.

Meski begitu, Bayu memastikan stok kedelai saat ini sudah mulai berangsur membaik. Pihaknya juga mendapatkan informasi dari importir bahwa pasokan kedelai sudah mulai berdatangan.

“Saat ini sudah mulai masuk baik di Jawa Timur dan Banten dan ini akan masuk terus, mudah mudahan segera menormalkan kondisi kedelai,” pungkas Bayu.

Diketahui, pada awal bulan Desember memang ada gangguan dalam rantai distribusi dari negara asal barang yang membuat stok kedelai di dalam negeri terlambat datang ke Indonesia, akan tetapi sudah diantisipasi dengan baik oleh para pelaku usaha dengan mempercepat kedatangan kedelai ke Indonesia.

Kondisi tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), Hidayatullah Suralaga, dalam siaran pers, Kamis (28/12).

“Tercatat pada bulan November dan Desember sudah datang kedelai sebanyak 60.000 ton dengan menggunakan kapal curah dan 75.000 ton dengan menggunakan kontainer yang langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia. Kedatangan pasokan kedelai ke Indonesia dengan menggunakan kapal curah, adalah 72 kmt pada tanggal 30 Desember 2023, dilanjutkan 110 kmt selama bulan Januari 2024,” ujar Hidayatullah.**

Leave a reply