Menghadapi Lebaran Warga Masyarakat Malah Berutang, Baiknya 20 Persen THR untuk Investasi
BI-PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) menyarankan masyarakat mengalokasikan sekitar 20 persen Tunjangan Hari Raya (THR) ke investasi agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.
Direktur Utama Bahana TCW Danica Adhitama menilai penggunaan THRuntuk biaya mudik, belanja baju baru dan pengeluaran lainnya merupakan hal yang wajar, namun lebih baik jika membuat perencanaan alokasi THR yang matang.
“Perlu ada daftar prioritas alokasi yang disusun berdasarkan urutan kebutuhan dimulai dari hal terpenting, dan jangan lupa untuk menyertakan poin investasi di dalamnya,” ujar Danica dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (13/4/2024) seperti dilansir Antaranews.
Merujuk pada hasil kajian analisa big data yang dilakukan oleh Continuum Indonesia dan Indef pada 2021, bahwa 90 persen uang THR pekerja Indonesia dihabiskan untuk belanja.
Pada saat yang sama, hanya 6,6 persen dana yang digunakan untuk menabung dan berinvestasi.
Kajian ini juga mencerminkan bahwa pola pikir masyarakat terhadap THR yang hanya digunakan dan harus habis untuk keperluan lebaran perlu diubah.
“Pola pikir dalam mengelola THR perlu diubah. Anggapan bahwa THR yang membuat pendapatan menjelang lebaran meningkat dua kali lipat dari bulan-bulan lainnya dan harus dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan menjelang lebaran perlu ditekan,” tutur Danica.
Oleh karena itu dengan daftar prioritas, lanjutnya, masyarakat bisa mengatur pengeluaran sesuai kebutuhan dan sesuai dengan rencana.
Lebih lanjut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga merekomendasikan sebesar 20 persen dari THR dialokasikan sebagai investasi.
Danica menjelaskan bahkan OJK merekomendasikan sejak awal diterima sebaiknya langsung menggunakan THR untuk melunasi utang dan cicilan produktif.
Setelah itu dilanjutkan dengan menyisihkan 20 persen untuk investasi dan sisanya dapat untuk memenuhi kebutuhan lebaran.
Khusus untuk 20 persen alokasi investasi, terdapat beberapa alternatif investasi jangka pendek ataupun jangka panjang yang dapat menjadi pilihan agar manfaat THR dapat dirasakan lebih lama.
Investasi jangka pendek bisa berupa reksa dana pasar uang yang diinvestasikan pada instrumen pasar uang atau surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Sedangkan investasi jangka lebih panjang juga bisa dilakukan reksa dana saham atau obligasi pemerintah, investasi jenis ini biasanya memberikan potensi keuntungan yang lebih besar dengan jangka waktu di atas 5 tahun.
Survei Jenius
Sebelumnya, hasil survei dari Jenius, layanan bank digital milik PT Bank BTPN Tbk, menunjukkan terjadinya pergeseran alokasi dana Tunjangan Hari Raya (THR) di tahun 2024 dibandingkan tahun lalu. Saat ini mayoritas masyarakat memilih menggunakan dana tersebut untuk belanja kebutuhan Ramadan.
Digital Banking Partnership Head Bank BTPN Febri Rusli mengatakan pada tahun 2023 mayoritas masyarakat melek digital mengalokasikan THR-nya untuk menabung (41 persen).
Sementara sebanyak 40 persen responden memilih menggunakan THR untuk belanja kebutuhan Ramadan dan 19 persen responden memilih menginvestasikan THR mereka.
“Kini [di tahun 2024], alokasi THR untuk belanja keperluan Ramadan naik 12 persen menjadi 52 persen. Sedangkan porsi menabung dan berinvestasi masing-masing mencapai 29 persen dan 19 persen,” kata Febri dalam keterangannya yang diterima di Jakarta pada Kamis (28/3/2024) seperti dilansir Antaranews.
Jenius mencatat, perubahan cara mengelola THR tersebut juga sejalan dengan pengakuan 58 persen responden yang merasa pengeluaran mereka berpotensi meningkat di Ramadan tahun ini.
Masyarakat mengalokasikan pengeluaran untuk sejumlah keperluan seperti membeli baju baru (43 persen), mudik (30 persen), zakat dan sedekah (30 persen), membeli makanan sahur dan buka puasa (29 persen), serta acara buka puasa bersama (29 persen).
Selain untuk keperluan Ramadan, catat Jenius, masyarakat juga menggunakan THR mereka untuk melunasi cicilan atau utang, modal bisnis, liburan, renovasi rumah, hingga membeli gadget atau barang elektronik.
Sebagai informasi, survei bertajuk “Jenius Study: Perilaku Masyarakat Digital Savvy selama Ramadan & Jelang Idulfitri 2024” itu melibatkan 233 responden berusia 17-40 tahun dari berbagai wilayah Jabodetabek dan non-Jabodetabek. Survei tersebut dilakukan pada 28 Februari-18 Maret 2024.
Survei Jenius juga menunjukkan masyarakat mengantisipasi kebutuhan ekstra dengan memilih opsi pinjaman. Dibandingkan tahun 2023, jumlah masyarakat yang memilih opsi pinjaman meningkat sebesar 13 persen.
Jenius mencatat, sebanyak 35 persen dari responden berencana mengambil pinjaman selama bulan Ramadhan 2024 untuk berbagai keperluan, seperti untuk menyambut Lebaran (60 persen), modal usaha (46 persen), dan renovasi rumah (18 persen).**