Petani Sayur di Sidoarjo Keluhkan Harga Pupuk Mahal dan Langka, Tidak Menguntungkan Lagi

0
123

Para petani di Kabupaten Sidoarjo masih menghadapi tantangan dengan harga pupuk yang tinggi dan sulitnya mendapatkan pasokan. Mereka berharap akan ada lebih banyak dukungan dari pemerintah agar mereka dapat menanam padi dan sayuran dengan hasil yang maksimal.

Misnah, seorang petani berusia 63 tahun dari Desa Tanggungan Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, menyampaikan keluhannya tentang mahal dan langkanya pupuk. Meskipun berusia lebih dari setengah abad, ia masih bugar dan aktif bekerja di sawahnya.

Pada hari Rabu, 24 April 2024, Misnah ditemui saat ia sedang memanen bayam dan kangkung di lahan pertaniannya di Desa Grinting. “Saya telah bertani padi sejak lama, dan sudah 24 tahun saya menanam sayuran,” katanya

Ia memilih untuk menanam bayam dan sawi karena waktu panennya yang lebih singkat—bayam membutuhkan 24 hari dan sawi 30 hari—sebagai cara untuk mendukung kebutuhan sehari-hari.

“Ketika sayuran telah dipanen, itupun langsung sudah ada yang mengambil (tengkulak) dengan harga 5 ribu per ikat besar. Itupun kalau harga sayuran mahal, kalau sayuran murah harga bisa dibawah 4 ribu. Itu yang membuat saya menjadi bingung untuk memberi ongkos pada kuli panen,” bebernya.

Terkait pupuk bersubsidi, Misnah mengatakan bahwa ia memang menerima pupuk tersebut, tetapi hanya untuk menanam padi. Untuk sayuran, ia harus membeli pupuk dan pestisida sendiri, yang harganya sangat mahal.

“Ngak imbang kalau dihitung – hitung dengan nilai hasil panen sayuran,” akunya.

Misnah berharap pemerintah akan memberikan lebih banyak perhatian kepada petani agar diberi pupuk bersubsidi agar tidak membuat mereka kesulitan.

Di sisi lain, Sutikno, seorang tengkulak sayuran berusia 43 tahun, mengambil sayuran langsung dari petani saat panen. Ia menjelaskan bahwa hari ini ia membeli sayuran dari petani dengan harga 4.000 rupiah per ikat, dengan setiap ikat berisi 10 ikat kecil, yang kemudian akan dijual di pasar Krian.

“Saya sebenarnya merasa kasihan kepada petani, dengan harga segitu saya lihat sangat mepet sekali,” ungkap Sutikno.

Ia berharap pemerintah akan memberikan lebih banyak perhatian kepada masyarakat, khususnya dalam menurunkan harga bahan pokok. Untuk petani, ia berharap agar pupuk yang langka dapat lebih mudah didapatkan.***

Leave a reply