BPOM Surabaya Masifkan Pengawasan Jajan Latiao di 27 Kabupaten Kota
BI_Badan Pengawas Obat Makanan dan Minuman (BPOM) RI Surabaya menemukan empat kardus berisi jajanan Latiao di salah satu pergudangan di Kota Pahlawan.
Temuan jajan Latiao itu merupakan hasil dari pengawasan peredaran camilan asal China tersebut. Sampai saat ini pihak BPOM RI Surabaya terus melakukan pembersihan jajan Latiao di pasaran.
“Latiao sampai hari ini, (kami) masih intens turun untuk pembersihan pasar. Di Surabaya, di Jatim khususnya,” kata Plt Kepala BPOM RI Surabaya Budi Sulistyowati, Kamis (7/11/2024).
Menindaklanjuti temuan empat kardus Latiao, Sulistyowati menyebut saat ini pemilik barang sedang mengajukan pengembalian ke negara asal. Nantinya, bukti pengembalilan diserahkan ke BPOM Surabaya.
“Mereka akan melakukan retur barang. Ini sedang kami minta bukti retur seperti apa ke negara asal. Sudah proses retur,” jelasnya.
Di sisi lain, pengawasan jajan tersebut juga terus dimasifkan. BPOM RI Surabaya telah melakukan pemantauan di 27 kabupaten/kota di Jatim.
BPOM juga tak luput melakukan pengawasan di pengecer, pedagang hingga ke sekolah. Sulistyowati menyatakan, upaya ini untuk memastikan Latiao sudah tak beredar lagi.
“Di Surabaya sudah nggak ada, sudah kami bersihkan. Kemarin sempat kami temukan di satu gudang, kami sudah tindaklanjut. Surabaya hanya satu, kami sudah menyisir ke beberapa daerah,” jelasnya.
Untuk diketahui, BPOM resmi menarik peredaran produk Latiao makanan olahan impor asal China setelah ditemukan bakteri berbahaya.
Menurut keterangan BPOM, dalam produk Latiao yang beredar di Indonesia ditemukan bakteri Bacillus cereus yang dapat memicu gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah.**