BPS Catat Nilai Ekspor Jatim di Awal 2025 Tembus USD 8,31 Miliar

BI-Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS Jatim) merilis data ekspor pada periode Januari-April 2025 tembus di angka USD 8,31 miliar atau meningkat 2,27 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
BPS Jatim menyebut, kinerja ekspor nonmigas sebesar 3,65 persen dari USD 7,81 miliar menjadi USD 8,10 miliar turut menyumbang peningkatan ekspor di Jatim.
Sementara, nilai ekspor Jatim pada bulan April 2025 mencapai USD 2,18 miliar atau naik sebesar 19,68 persen dibandingkan April 2024 sebesar USD 1,82.
Sejalan dengan itu, ekspor nonmigas juga mengalami peningkatan sebesar 21,53 persen, dari USD 1,74 pada April 2024 menjadi USD 2,11 miliar pada April 2025.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menyatakan, meningkatnya nilai ekspor ini menunjukkan pertumbuhan industri daerah yang menguatkan produk lokal Jatim.
“Secara akumulasi dari Januari sampai April, nilai ekspor kita juga lebih tinggi dibandingkan periode tahun lalu. Ini artinya industri kita bertumbuh, pasar lokal kita juga menguat,” ungkap Khofifah dalam keterangannya, Senin (9/6/2025).
Khofifah yakin komoditas nonmigas seperti perkebunan, perikanan dan industri kimia dapat menjadi potensi tersendiri bagi Jatim untuk terus dikembangkan.
“Ini artinya, jika sektor tersebut bisa terus didorong bukan tidak mungkin Jatim bisa jadi eksportir utama asal Indonesia,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Jatim, dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Januari-April 2025, komoditas kakao dan olahannya meningkat USD 119,15 juta atau 70,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Komoditas itu adalah yang paling banyak diekspor ke Amerika Serikat, dengan nilai ekspor mencapai USD 71,54 juta dan India dengan nilai ekspor mencapai USD 37,47 juta.
Namun hal berbeda terjadi pada ekspor sektor migas asal Jatim. Terjadi penurunan signifikan untuk ekspor di periode Januari-April 2025 di angka USD 211,24 dari sebelumnya USD 311,66 di periode yang sama di tahun 2024. Dalam prosentase, penurunan mencapai 32,22 persen.
“Naiknya nilai ekspor, tentu akan berimbas pada meningkatnya perekonomian daerah dan bahkan secara nasional,” tandas Khofifah. ***