Proyek Rp 618 Triliun Jalan, 300.000 Tenaga Kerja Siap Diserap

BI-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan sebanyak 300.000 tenaga kerja siap diserap melalui 18 proyek hilirisasi yang akan dibangun pemerintah.
Tak tanggung-tanggung, total investasi yang akan digenjot untuk proyek hilirisasi tersebut mencapai US$ 38 miliar atau sekitar Rp 618 triliun, dengan potensi menciptakan 300 ribu lapangan kerja langsung di berbagai daerah. Seluruh proyek tersebut merupakan bagian dari program hilirisasi sumber daya alam, mulai dari nikel, tembaga, bauksit, batu bara, hingga komoditas pertanian.
Sebanyak 18 proyek hilirisasi tersebut sudah dilakukan pra-kajian kelayakan atau pra-Feasibility Study (Pra-FS). Ke-18 proyek tersebut pun diserahkan kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk dikaji lebih lanjut.
“Kemarin kami sudah memutuskan ada sekitar 18-20 proyek yang kami serahkan kepada Danantara, yang total investasinya kurang lebih sekitar US$ 38 miliar, dengan rupiahnya itu kurang lebih sekitar Rp 618 triliun,” ungkap Bahlil dalam acara Minerba Convex 2025, di JCC, Rabu (15/10/2025).
Menurut Bahlil, proyek-proyek ini bukan hanya akan memperkuat nilai tambah industri dalam negeri, tapi juga menjadi pendorong penciptaan lapangan kerja besar-besaran.
“Itu sudah kita kasih, dan ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup besar, hampir 300 ribu, dan itu di sektor langsung,” imbuhnya.
Tak hanya itu, terdapat efek berganda atau multiplier effect dari program hilirisasi yang bisa jauh lebih besar. Pihaknya memperkirakan, sektor tidak langsung bisa menyerap tiga hingga empat kali lipat tenaga kerja tambahan. Artinya, total tenaga kerja terserap bisa tembus lebih dari satu juta orang.
“Dalam teori ekonomi, dari Prof. Erani, Sekjen saya sekarang, itu sudah mengatakan 3-4 kali lipat, berarti ada 1 juta lebih,” tegasnya.
Dengan begitu, pemerintah memastikan bahwa ekonomi tidak hanya akan tumbuh di Jakarta, tetapi juga di daerah-daerah penghasil sumber daya alam. Selain meningkatkan pendapatan negara, proyek-proyek tersebut juga diharapkan membuka peluang kerja luas bagi masyarakat lokal dan menjadikan Indonesia tuan rumah di negeri sendiri dalam pengelolaan tambang dan energi.
“Ini adalah cara kehadiran negara untuk mendorong program agar bisa melakukan pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah. Ekonomi kita tidak boleh tumbuh di Jakarta, harus di daerah. Caranya apa? Hilirisasi,” tandasnya.
Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, dari 18 proyek yang diserahkan ke Danantara, proyek hilirisasi minerba menjadi yang terbesar dengan 8 proyek senilai US$ 20,1 miliar dan potensi menyerap 104.974 tenaga kerja.
Kemudian, proyek di sektor pertanian senilai US$ 444,3 juta dan potensi menyerap tenaga kerja sebanyak 23.950. Lalu, proyek hilirisasi kelautan dan perikanan senilai US$ 1,08 miliar dengan potensi menyerap tenaga kerja sebanyak 67.100.
Berikutnya, proyek transisi energi senilai US$ 2,5 miliar dan potensi menyerap 29.652 tenaga kerja. Selanjutnya di sektor ketahanan energi senilai US$ 14,5 miliar dengan potensi penyerapan 50.960 tenaga kerja.***