Dampak COVID-19 Masih Terasa, Hotel Strategis di Surabaya Dijual Online
BI – Fenomena penjualan hotel-hotel di Surabaya dengan lokasi strategis telah diungkapkan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur. Salah satunya diklaim menerapkan pelayanan bintang 4 dan baru beroperasi selama 2 tahun yang saat ini ditawarkan untuk dijual di platform jual beli online. Suara dari PHRI Jatim menyatakan bahwa fenomena ini dianggap lumrah.
Dwi Cahyono, Ketua PHRI Jawa Timur, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 2% dari total hotel yang ada di wilayah Jawa Timur yang sedang dalam proses penjualan. Menurutnya, ini merupakan salah satu dampak dari Pandemi COVID-19 yang baru terasa saat ini, karena adanya beban maintenance yang tertunda selama 2 tahun.
Dwi menambahkan bahwa hotel-hotel yang dijual nantinya akan mengalami perpindahan kepemilikan, namun akan tetap beroperasi seperti biasa, menjalankan fungsinya sebagai hotel. Fasilitasnya juga akan tetap spesifik untuk tujuan perhotelan, bukan untuk tempat tinggal.
Meskipun dalam proses penjualan, sebagian besar hotel tetap beroperasi. Dwi menganggap hal ini tidak menjadi masalah. Bahkan, perpindahan kepemilikan diharapkan terjadi ketika hotel masih beroperasi untuk menghindari tambahan beban manajemen pengelola.
PHRI juga menghimbau agar perpindahan kepemilikan hotel tidak berdampak pada karyawannya, dengan harapan agar aktivitas perhotelan tetap berjalan normal.
Sebelumnya, di platform jual beli online, terdapat 10 hotel di Surabaya yang ditawarkan dengan harga variatif. Beberapa di antaranya terletak di pusat kota dan bahkan ada yang diklaim memiliki bintang 3. Salah satunya adalah hotel di Jalan Genteng Kali Surabaya yang dijual seharga Rp 165 miliar, dan hotel di Jalan Panglima Sudirman Surabaya yang ditawarkan dengan harga Rp 140 miliar.
Di bawahnya, terdapat hotel di Jalan Jemursari, Surabaya yang dijual dengan harga Rp 90 miliar. Bahkan, ada hotel bintang 4 yang baru selesai dibangun pada tahun 2020 di pusat Kota Surabaya yang dijual dengan harga Rp 525 miliar.