Jenis BBM Baru yang Akan Diluncurkan 17 Agustus 2024

0
111

BI-Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru akan diluncurkan pada 17 Agustus mendatang atau saat HUT RI ke-79. Rencana itu dibocorkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan BBM baru itu rendah kadar belerang atau sulfur dan ramah lingkungan.

“Kalau rendah sulfur ini akan mulai tapi sebagai pilot, 17 (Agustus) itu adalah semacam kick-off-nya mau mulai di sana,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, dikutip detik, Jumat (12/7).

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif menambahkan bahan pencampur yang bisa mengurangi kandungan sulfur masih sedang dicari agar sesuai standar emisi Euro 5 yakni kadar sulfur di bawah 50 parts per million (ppm).

“Jadi gini kita cari bahan pencampur yang bisa mengurangi sulfur konten. Sekarang kan kita masih 500 ppm-an. Kalau standarnya Euro 5 kan harus di bawah 50. Menuju itu kan ongkosnya ada. Tapi kilang kita belum kelar sih di Balikpapan,” katanya.

Pemerintah memang sedang mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan untuk menggantikan bensin. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah membocorkan bahwa pemerintah menyiapkan bioetanol yang berbahan baku nabati untuk menggantikan bensin.

Indonesia sendiri sudah menerapkan Biodiesel 35 atau B35 yang berupa campuran Solar 65 persen dan FAME berbasis minyak sawit 35 persen.

Menurut Luhut, proyek bioetanol untuk menggantikan bensin sedang dikerjakan Pertamina, perusahaan pelat merah bidang BBM.

Adapun kandungan sulfur atau belerang di BBM yang saat ini beredar sudah diatur pemerintah. Misalnya produk mengandung sulfur maksimal 500 ppm adalah Pertalite dan Pertamax. Sedangkan kandungan sulfur pada Pertamax Turbo ditetapkan maksimal 50 ppm.

“Nah ini sekarang lagi diproses, dikerjakan oleh Pertamina. Nah kalau ini semua berjalan dengan baik dari situ saya kira kita bisa menghemat lagi,” kata Luhut.

“Karena sulfur yang saat ini kan sampai 500 ppm ya. Kita mau sulfurnya itu 50 ppm lah,” imbuhnya.**

Leave a reply