Inflasi Kota Malang Tertinggi di Jatim, Biaya Kuliah Punya Andil
BI-Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyebut, angka inflasi bulanan atau month to month Kota Malang pada Agustus 2024 sebesar 0,04 persen. Angka inflasi bulanan Kota Malang ini merupakan yang tertinggi di Jawa Timur. Sementara, Jatim tercatat mengalami deflasi -0,07 dan nasional deflasi -0,03 persen.
Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin menjelaskan, ada 10 komoditas penyumbang inflasi di Kota Malang. Paling besar adalah kenaikan tarif perguruan tinggi atau biaya kuliah yang mengalami kenaikan 1,33 persen atau memiliki andil 0,05 persen terhadap inflasi.
“Biaya masuk perguruan tinggi tidak terlepas bahwa Kota Malang memang kota pendidikan,” jelas Umar kepada wartawan, Rabu (4/9/2024).
Selain biaya pendidikan di perguruan tinggi, komoditas lainnya yang menjadi penyebab inflasi adalah kenaikan harga bensin, cabai rawit, kopi bubuk, emas, tarif angkutan udara, kontrak rumah, minyak goreng hingga sigaret kretek mesin (SKM).
“Sementara bahan makanan pendorong inflasi pada bulan Agustus ini adalah beras dan cabai rawit. Harga rata-rata beras naik sebesar 0,15 persen dibandingkan harga bulan Juli. Beras memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen,” ujarnya.
Umar menambahkan, peningkatan harga beras disebabkan karena berkurangnya panenan dan saat ini mulai masuk musim tanam. Sementara peningkatan harga cabe rawit diakibatkan oleh turunnya jumlah hasil panen.
“Selain beras, juga cabai rawit, di mana rata-rata harga cabai rawit di Kota Malang tercatat mengalami peningkatan sebesar 12,51 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya,” imbuhnya.
Sedangkan komoditas penyebab deflasi adalah penurunan harga bawang merah, daging ayam, jagung manis, daun bawang, telur ayam ras, jeruk, tomat, kangkung, sawi putih, dan bayam.
Beberapa bahan makanan pendorong deflasi pada Agustus 2024 adalah bawang merah yang tercatat mengalami penurunan harga jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Bawang merah juga mengalami deflasi pada Agustus 2023, meskipun tidak sedalam deflasi Agustus 2024 yang sebesar 21,37%.
“Selain itu, komoditas cabai merah mengalami penurunan harga pada Agustus 2024 sebesar 2,29 persen, namun tidak memberikan andil deflasi yang signifikan,” katanya.
Sementara, dari sisi inflasi year to year atau tahunan Kota Malang tercatat sebesar 1,88 persen. Angka ini masih di bawah inflasi yoy Jawa Timur 2,05 persen dan nasional 2,12 persen.
“Angka 1,88 persen ini masih terkendali atau di bawah target seharusnya 2,5 plus minus 1. Kalau sampai di bawah 1,5 persen inflasinya terlalu rendah,” ungkapnya.
Terpisah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Malang Diah Ayu Kusuma Dewi menilai, inflasi disebabkan biaya kuliah merupakan hal yang wajar, mengingat jumlah perguruan tinggi di Kota Malang sangat banyak.**
“Ini korelasinya juga berpengaruh pada nilai kontrak rumah,” tutur Diah.
Pihaknya mengaku juga mewaspadai potensi kenaikan harga komoditas pangan termasuk beras dan cabai rawit.
“Untuk bulan ini kita fokus pengendalian harga beras dan cabai rawit. Serta berdasarkan rakornas inflasi beberapa waktu lalu, kita juga diminta mewaspadai potensi kenaikan harga komoditas daging sapi dan daging ayam,” pungkasnya.