Apindo: Satu Lowongan Kerja Diperebutkan 16 Orang

0
28

BI-Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani menilai, tantangan terbesar bangsa saat ini bukanlah sekadar ketersediaan lapangan pekerjaan, melainkan keterbatasan lapangan pekerjaan formal alias decent work.

Shinta mengungkapkan, kebutuhan lapangan pekerjaan di Tanah Air tidak sebanding dengan penyediaannya. Dia menyebutkan, saat ini angkatan kerja baru mencapai 2 juta hingga 4 juta orang setiap tahun, sementara angka pengangguran di kisaran 7 juta hingga 9 juta orang per tahun.

Yang lebih mengkhawatirkan, kata dia, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persaingan kerja pasca-pandemi melonjak tajam. Di mana, sebelum pandemi, satu lowongan pekerjaan diperebutkan oleh dua pencari kerja. Kini, satu posisi yang sama harus diperebutkan oleh 8 hingga 16 orang.

“Makanya kalau kita lihat banyak sekali berita-berita itu kalau ada lowongan pekerjaan, ngantrinya sampai ribuan orang hanya untuk beberapa pekerjaan. Jadi ini menjadi satu kendala saat ini, yaitu tidak cukupnya lapangan pekerjaan,” ujarnya dalam acara Indonesia Economic Outlook 2026 National Seminar, di Universitas Indonesia, Senin (24/11/2025).

Di samping itu, Shinta mencatat, 67% dari total pengangguran saat ini adalah Generasi Z (Gen Z) yang berusia 15 sampai 29 tahun, atau setara 4,9 juta penduduk.

Di sisi lain, kata dia, sektor informal terus bertambah hingga hampir 60%. Ini terjadi lantaran angkatan kerja yang tak tertampung di sektor formal beralih menjadi pekerja mandiri, seperti pengemudi ojek online, UMKM, atau pekerja lepas lainnya (gig workers).

Apindo mencatat jumlah pekerja mandiri atau key workers telah melonjak tajam hingga 31,5 juta orang, pada saat yang sama, peluang masuk ke sektor formal yang lebih stabil justru menyusut drastis.

“Ada sekitar 7,6 juta orang yang kehilangan peluang masuk ke sektor formal. Dan yang lebih ironis, pekerja keluarga atau yang tidak dibayar juga meningkat drastis, ada tambahan 7,3 juta orang,” papar Shinta.

Shinta mengkritik kalkulasi angka pengangguran Indonesia yang terlihat rendah. Menurutnya, hal itu disebabkan perhitungan BPS yang menganggap seseorang sudah bekerja jika mendapat penghasilan hanya dalam satu jam selama satu minggu.

“Artinya ada 7 juta pengangguran, 19 juta pekerja tidak dibayar, 31 juta pekerja mandiri, total 57 juta pekerja atau 180 juta jiwa jika kita hitung bersama keluarganya hidup dari pekerjaan yang rentang,” pungkasnya. ***

Leave a reply