Dukung Program P3DN, Menkumham Stop Impor Sepatu Hingga Seragam
BI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti agar Polri, TNI, dan Kementerian Pertahanan agar tidak membeli seragam ataupun perlengkapan militer dari luar negeri. Menurut Jokowi, Indonesia mampu memproduksi perlengkapan militer sendiri tanpa harus mengandalkan barang impor dari luar negeri.
“Kemudian juga barang-barang produksi kita sendiri bisa kita gunakan. Jangan sampai, ini saya minta di Kemenhan, di Polri, seragam militer kita ini sudah bikin. Ekspor ke seluruh negara, eh kita malah beli dari luar,” kata Jokowi, Rabu, 15/3/2033.
Di kesempatan yang berbeda, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letnan Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Herindra memberikan arahan kepada Kementerian Pertahanan, menindaklanjuti instruksi Jokowi terkait impor perlengkapan militer.
“Saya tekankan sekali lagi kepada user di Mabes TNI, Kemenhan, angkatan, agar kita terus berpihak kepada industri dalam negeri. Saya tidak mau lagi lihat masih ada sepatu, seragam, yang harus impor,” kata Wamenhan, Jumat, 17/3/2023.
Wamenhan berpendapat bahwa program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) merupakan langkah strategis memperkuat industri dalam negeri, dan mengurangi ketergantungan impor maka dari itu pihaknya harus mendukung langkah baik tersebut.
Setuju dengan Presiden Jokowi, Wamenhan juga menilai bahwa industri dalam negeri sebenarnya mampu memproduksi kebutuhan militer. Kemenhan bahkan sudah memesan 2.500 kendaraan yang diproduksi PT Pindad.
“Kita sendiri sudah bisa memproduksi. Kemarin waktu kita lihat waktu pameran, pesan lebih kurang 2.500 kendaraan yang diproduksi PT Pindad. Kalau toh ada kurang-kurang dikit ya wajar, gitu loh. Kalau kita sendiri nggak mau beli, siapa lagi yang mau beli,” lanjutnya.
Wamenhan menyoroti praktik impor yang sebenarnya sudah terjadi saat ia masih di Irjen TNI. Misalnya impor peluru kaliber kecil yang sebenarnya sudah diproduksi PT Pindad.
“Jadi dulu saya waktu di Irjen TNI, saya masih bisa lihat ada peluru kaliber kecil kita masih impor. Padahal Pindad sudah bisa produksi. Untuk ke depan tidak boleh lagi kita beli barang dari luar negeri, yang mana kita sendiri sudah bisa memproduksi,” tegasnya.