ASEAN+3 Sepakati Perbanyak Transaksi dengan Mata Uang Lokal Kurangi Dolar AS
BI – Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari kawasan Asean, bersama dengan Jepang, Korea Selatan, dan China (Asean+3), telah menyetujui pembaruan Chiang Mai Initiative Multilateralisme (CMIM).
Pembaruan ini memberikan dukungan likuiditas dengan mata uang lokal bagi anggota-anggota di dalamnya.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan hal tersebut setelah menghadiri Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean+3 (AFMGM+3) di Korea Selatan pada Rabu, 3/5/2023.
Menurutnya, pembaruan tersebut memungkinkan anggota-anggota untuk memberikan dukungan likuiditas dalam mata uang domestiknya sendiri dan mata uang lokal anggota lain.
Pertemuan tersebut juga membahas arah Regional Financing Arrangement (RFA) di masa depan, penguatan kapasitas dan tata kelola Asean+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), road map jangka menengah Asian Bond Markets Initiative (ABMI) untuk 2023-2026, penguatan peran Pembiayaan Risiko Bencana (DRF), dan inisiatif-inisiatif ASEAN+3 di masa depan.
Pertemuan ini sangat penting karena melibatkan anggota Asean ditambah tiga negara mitra, yaitu Jepang, Korea Selatan, dan China, dalam upaya untuk memahami masalah yang dihadapi kawasan ini di tengah perkembangan ekonomi global terkini.
Kolaborasi Asean+3 juga telah memberikan landasan penting bagi upaya yang lebih luas untuk memastikan bahwa Asean dapat menjadi Epicentrum of Growth.
Selain itu, Indonesia juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Korea Selatan terkait kerja sama local currency transaction (LCT) pada sela-sela pertemuan tersebut.
Kesepakatan ini akan mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan, seperti transaksi berjalan, investasi langsung, dan transaksi ekonomi dan keuangan lainnya yang akan disepakati oleh kedua otoritas.
Dengan pembaruan CMIM dan kerja sama LCT, diharapkan anggota-anggota Asean+3 dapat mengurangi penggunaan dolar Amerika Serikat dan lebih banyak menggunakan mata uang lokal.
Hal ini akan membantu meningkatkan stabilitas keuangan dan ekonomi kawasan Asean+3 di masa depan.**