Pengusaha Terkejut, Indeks Kinerja Logistik Indonesia Terjun Bebas
BI – Berita mengejutkan datang dari hasil hitungan Bank Dunia terkait Indeks Kinerja Logistik (LPI) Indonesia. Pada tahun 2023, LPI Indonesia mengalami penurunan yang drastis, membuat posisinya turun 17 peringkat dari 46 menjadi 63. Kondisi ini membuat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia kaget dengan hasil yang diumumkan.
Akbar Djohan, Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia, mengungkapkan keheranannya. Ia menyebut bahwa hasil tersebut sungguh mengejutkan, terutama karena laporan UNCTAD sebelumnya menempatkan performa pelabuhan Indonesia sebagai salah satu dari 20 pelabuhan terbaik di dunia.
Dalam laporan Bank Dunia, indeks kinerja logistik Indonesia pada tahun 2023 menyentuh angka 3,0 dan menempati peringkat ke-63 dari 139 negara. Peringkat ini jauh tertinggal dibandingkan Singapura yang menduduki posisi pertama dengan skor 4,3, diikuti oleh Finlandia (peringkat 2) dengan skor 4,2, Denmark (peringkat 3) dan Jerman (peringkat 4) dengan skor 4,1. Sementara itu, negara-negara seperti Malaysia (peringkat 31) dengan skor 3,6, India (peringkat 38) dengan skor 3,4, hingga Filipina (peringkat 47) dengan skor 3,3, juga berhasil melampaui Indonesia.
Ternyata, Bank Dunia mengukur enam indikator terkait LPI, di mana dua di antaranya terkait kepabeanan dan infrastruktur mengalami peningkatan skor. Namun, sayangnya, terkait pengiriman internasional, kompetensi dan kualitas logistik, kecepatan waktu, serta pelacakan dan penelusuran justru mengalami penurunan.
Akbar berpendapat bahwa Indonesia, sebagai negara dengan pengiriman tujuan akhir, tidak bisa dibandingkan dengan Singapura yang hanya berfungsi sebagai transit pengiriman. Oleh karena itu, pengukuran LPI harus mempertimbangkan aspek negara kepulauan dan standardisasi pelabuhan, bukan hanya terfokus pada kecepatan saja.
Menyikapi hal ini, Akbar menyatakan bahwa harus ada benchmarking yang lebih tepat dan mampu menggambarkan situasi yang konkret. Ini telah menjadi situasi nasional, jadi saya pikir kita harus kembalikan masalah ini ke pemerintah, terutama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang akan mengundang perwakilan dari Bank Dunia.
Di sisi lain, Akbar, sebagai perwakilan dari stakeholder logistik, menegaskan bahwa mereka tidak akan berdiam diri atas laporan Bank Dunia tersebut. Penurunan peringkat logistik Indonesia harus menjadi pendorong untuk memberikan perubahan yang lebih positif dan konkret.**