Penjualan Rokok dan Kopi Laris Manis di Tahun Politik, Ini Sebabnya

0
71

BI-Penjualan rokok dan kopi tercatat mengalami peningkatan di tahun politik, yakni musim kampanye pemilu dan pilkada. Produsen rokok dan kopi biasanya kebanjiran pesanan pada momen-momen tersebut.

Seorang produsen rokok bernama Rosalina mengatakan produksi rokok di pabriknya, PT Mustika Tembakau Indonesia mengalami peningkatan 10% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. Peningkatan ini terjadi sejak musim kampanye pada November 2023.

Kalau bukan musim pemilu, biasanya dia memproduksi sekitar 400 dus rokok per minggu, namun kini sekitar 500 dus. Rosalina ingin memastikan pabriknya di Sidoarjo bisa memenuhi permintaan tersebut.

“Satu dus berisi sekitar 500 bungkus rokok,” katanya dilansir CNA, Selasa (13/2/2024).

Bahkan pada pemilu sebelumnya, permintaan terhadap produk rokok milik Rosalina meningkat sebesar 30%. Meski demikian, ia menyatakan tidak selalu mudah untuk memenuhi permintaan tersebut karena mengalami kendala dalam mendapatkan bahan baku.

Kali ini, ia mencoba mencegahnya dengan mengamankan sebanyak mungkin tembakau sebelum kampanye dimulai pada bulan November.

Sementara itu, petani dan produsen kopi Tarmuji di Pasuruan, Jawa Timur, juga mengklaim bahwa pada pemilu sebelumnya, kopi buatan lokal Alas Pinggan mengalami peningkatan penjualan hingga 30% dari biasanya 350 ton per tahun.

“Ketika ada permintaan yang lebih tinggi, kami para petani harus menanam lebih banyak kopi agar dapat memasok lebih banyak,” kata Tarmuji.

Dia menjalankan usaha kopi skala kecilnya bersama petani lain, dan pada pemilu terakhir tahun 2019, mereka memperoleh sekitar Rp 7,2 miliar rupiah per tahun. Saat ini, hingga bulan Januari, mereka telah melihat peningkatan penjualan sebesar 10% namun belum dapat menghitung berapa keuntungan yang mereka peroleh.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mengatakan permintaan barang-barang seperti rokok meningkat selama masa kampanye menjelang pemilu karena biasanya banyak pertemuan.

“Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia berkumpul karena para kandidat ingin mempromosikan agendanya. Dan beberapa barang yang biasanya disajikan dalam pertemuan tersebut adalah rokok,” kata Adik.

Sedangkan untuk kopi, kata Adik, permintaan ikut meningkat karena adanya kultur orang Indonesia yang sering mengonsumsi rokok bersamaan dengan kopi. “Karena rokok dikonsumsi bersamaan dengan kopi. Jika Anda merokok tetapi tidak minum kopi, rasanya kurang enak,” katanya.**

Leave a reply