Ketegangan Iran dan Israel Meningkat, Berikut Ini Kalkulasi Kebijakan Harga BBM di Indonesia

0
98

Dalam bayang-bayang konflik yang membara antara Iran dan Israel, dimana serangan rudal dan drone Iran telah menyerang Israel, dan sebagai tanggapan, Israel menargetkan fasilitas nuklir Isfahan di Iran, masih belum jelas apakah pertukaran serangan ini akan berkembang menjadi perang terbuka.

Ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran tidak diragukan lagi menghasilkan dampak yang tidak diinginkan: lonjakan harga minyak global. Pada hari Sabtu, tanggal 20 April, tercatat kenaikan harga minyak mentah Brent sebesar 0,21 persen menjadi $87,29 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,5 persen menjadi $83,14 per barel. Kedua patokan harga ini melonjak lebih dari $3 per barel setelah ledakan di Isfahan, Iran, yang diklaim sebagai serangan balasan oleh Israel.

Proyeksi menunjukkan bahwa jika konflik tidak segera mereda, harga minyak bisa terus naik, bahkan mungkin mencapai $100 per barel.

Untuk Indonesia, kenaikan harga minyak global berarti pemerintah harus mencari solusi untuk menjaga harga bahan bakar minyak (BBM) tetap terjangkau bagi rakyat. Meskipun saat ini Indonesia tidak terlalu bergantung pada pasokan BBM dari Timur Tengah, konflik Iran-Israel masih memberikan dampak tidak langsung karena terjadi dekat Selat Hormuz, jalur logistik penting.

Konflik ini mungkin memaksa pemerintah Indonesia untuk memilih antara menaikkan harga BBM atau menyesuaikan anggaran subsidi BBM untuk mengatasi lonjakan harga.

Lima hari yang lalu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, melakukan perhitungan dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Oil Price/ICP) mencapai $100 per barel, dengan kurs Rp15.900 per dolar AS. Saat ini, kurs telah mencapai Rp16.000.

Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi BBM bisa meningkat menjadi Rp249,86 triliun dari asumsi APBN 2024 sekitar Rp160,91 triliun jika harga minyak mentah mencapai $100 per barel. Ini merupakan skenario terburuk yang mungkin terjadi akibat konflik Iran-Israel.

Ekonom dari Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Teuku Riefky, juga memprediksi penyesuaian subsidi BBM domestik jika konflik berlanjut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM hingga Juni mendatang. Namun, ia mengakui bahwa konflik Iran-Israel berpotensi mengganggu pasokan dan meningkatkan harga minyak global.

Sebagai efek domino, inflasi di Indonesia dapat meningkat seiring dengan kenaikan harga BBM domestik. Barang-barang yang harganya diatur oleh pemerintah, seperti BBM dan LPG, merupakan kontributor inflasi.

Saat ini, inflasi tahunan Indonesia masih tercatat pada tingkat yang aman, yaitu 3,05 persen per Maret 2024. Namun, kenaikan harga BBM dapat meningkatkan tekanan inflasi di Indonesia.***

Leave a reply