BisniS Esteh Laris Manis, Namun Butuh Regulasi

0
24

BI-Menjamurnya kedai es teh di Surabaya menjadi fenomena yang menarik, terutama di tengah musim kemarau yang menyengat. Keberadaan kedai-kedai ini menjadi solusi bagi masyarakat yang mengalami dehidrasi akibat cuaca panas.

Dengan harga mulai 3000 rupiah, pembeli sudah bisa mendapatkan 1 gelas esteh dengan ukuran besar tau jumbo. Namun, di balik maraknya bisnis es teh, muncul kekhawatiran mengenai kualitas produk yang ditawarkan, terutama terkait dengan kualitas air dan gula yang digunakan.

Yudi, seorang pendamping Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mengungkapkan bahwa perlu adanya semacam uji klinis dan perijinan bagi para penjual es teh.

“Masyarakat perlu tahu apakah es teh yang mereka konsumsi itu benar-benar sehat atau tidak. Tanpa adanya regulasi yang jelas, akan sulit bagi konsumen untuk menentukan mana yang aman dan mana yang berisiko,” ujarnya. Ini menjadi penting, mengingat kesehatan masyarakat adalah prioritas yang tidak bisa diabaikan.

Kekhawatiran tentang kualitas air yang digunakan dalam pembuatan es teh juga diungkapkan oleh Rohana, salah satu konsumen. Dia mengaku pernah mengalami diare setelah mengonsumsi es teh yang dijual di pinggir jalan.

“Mungkin karena airnya bukan pakai air matang, sehingga setelah meminum es teh, saya langsung diare,” katany. Pengalaman Rohana mencerminkan pentingnya perhatian terhadap kualitas bahan baku yang digunakan oleh para pedagang.

Kasus serupa juga dialami oleh Iqbal, yang mengaku mengalami sakit tenggorokan setelah mengonsumsi es teh eceran. Setelah berkonsultasi dengan dokter, ia diberitahu bahwa kemungkinan ia telah mengonsumsi es teh yang menggunakan pemanis buatan. “Saya tidak menyangka bahwa es teh yang saya konsumsi bisa berisiko bagi kesehatan. Penting untuk mengetahui apa yang kita minum,” jelas Iqbal.

Di tengah maraknya penjualan es teh, Minarti, salah satu pemilik kedai es teh yang telah mendaftarkan usahanya dan telah memiliki sertifikasi halal dari MUI ini menjelaskan bahwa ia selalu berusaha menggunakan air matang dan gula berkualitas.

Namun, tidak semua pedagang memilki kesadaran yang sama.

“Saya selalu berusaha menjaga kualitas, tetapi saya tidak bisa menjamin semua penjual es teh melakukan hal yang sama,” ungkap Minarti. Dirinya juga mengatakan akan lebih baik untuk setiap penjual Esteh memiliki ijin dari badan pemerintah yang berwenang dalam menangani hal ini. “Ya kalo ada ijinnya, kita (sesama penjual esteh) bisa bersaing secara sehat, bukan dengan menjatuhkan harga dan menurunkan kualitas produk” ujarnya

Peran aktif dari pemerintah untuk menciptakan regulasi yang mengatur standar kualitas bagi para pedagang es teh. Dengan adanya regulasi, konsumen dapat merasa lebih aman dan terjamin ketika mengonsumsi produk yang dijual. Selain itu, edukasi tentang pentingnya memilih produk yang berkualitas juga perlu digencarkan agar masyarakat lebih sadar akan kesehatan diri sendiri.**

Leave a reply