Panen Mangga Alpukat di Pasuruan, Petani dan Pengepul Cuan Banyak
BI-Mangga klonal 21 atau mangga alpukat di Pasuruan sedang masa panen raya. Selain membahagiakan petani, panen juga membuat pengepul menangkup untung.
Sslah satu pengepul di Desa Oro-Oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang, Ilham, terlihat sibuk memantau aktivitas petani yang memanen mangga di kebun. Para petani di wilayah itu memilih buah yang telah matang pohon, siap untuk dijual dan dipasok ke berbagai daerah.
Ilham menuturkan sejak awal panen raya bulan Agustus, permintaan terus berdatangan. Pesanan terus meningkat dari hari ke hari.
“Mangga klonal 21 ini memang punya daya tarik tersendiri karena rasanya yang manis dan teksturnya lembut, menjadikannya favorit di pasar,” kata Ilham, Rabu (13/11/2024).
lham bisa mengumpulkan 3-4 ton mangga dari petani setempat setiap hari. Berton-ton mangga itu langsung ia kemas dan didistribusikan ke para pemesan.
“Jumlah pesanan meningkat dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu total penjualan hanya mencapai 35-40 ton dalam satu musim panen. Sekarang dalam tiga bulan saya menjual hingga 70 ton ke berbagai daerah di Indonesia,” jelasnya.
Ilham memiliki pelanggan tetap dari wilayah Jawa Timur, Aceh, Jabodetabek, bahkan ada yang dari luar negeri. Momen panen raya selalu dimanfaatkannya untuk meningkatkan omzet dan memperluas jaringan pasar, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Mangga klonal 21 yang ditawarkan Ilham tersedia dalam tiga grade dengan harga bervariasi. Grade A dijual seharga Rp 25.000 per kilogram. Grade B seharga Rp 17.500. Grade C dibanderol Rp 12.500 per kilogram.
Abdul, petani mangga setempat mengaku tiap hari memanen mangga dari pohon. Ia memilih yang terbaik kemudian dijual ke pengepul.
“Kalau mangga di lahan saya masih banyak. Separuh belum dipanen, menunggu matang,” katanya.***