Perekonomian Indonesia Kokoh di Tengah Badai Global

0
73

BI – Pada triwulan ketiga tahun 2023, Perekonomian Indonesia diproyeksikan untuk terus tumbuh dengan baik dan memiliki ketahanan terhadap dampak yang mungkin muncul dari situasi global. Pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut didorong oleh konsumsi swasta, terutama generasi muda, yang meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi di sektor jasa serta tingginya kepercayaan konsumen.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa investasi tetap dalam kondisi baik berkat kelanjutan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN). Namun, pertumbuhan ekspor barang riil menurun karena berkurangnya permintaan dari negara mitra dagang utama, terutama Tiongkok, serta penurunan harga komoditas. Di sisi lain, ekspor jasa tetap mengalami pertumbuhan tinggi berkat peningkatan jumlah wisatawan mancanegara.

Secara regional, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Sulampua, Kalimantan, dan Jawa. Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 berkisar antara 4,5 hingga 5,3%, dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024. Perbaikan ekonomi pada tahun 2024 akan didorong oleh permintaan domestik, seperti kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), penyelenggaraan pemilu, dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

Bank Indonesia akan terus meningkatkan stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan dilakukan secara sinergis dengan kebijakan fiskal Pemerintah.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap mendukung stabilitas eksternal, dengan surplus neraca perdagangan yang masih berlanjut. Namun, meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global telah mendorong aliran keluar modal asing dalam bentuk investasi portofolio.

Pada triwulan keempat tahun 2023, tekanan terhadap aliran modal asing masih berlanjut. Hingga 17 Oktober 2023, tercatat aliran modal asing keluar sebesar 0,4 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2023 mencapai 134,9 miliar dolar AS, yang setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Hal ini melampaui standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Pada tahun 2023, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diharapkan tetap stabil, dengan transaksi berjalan berkisar antara surplus 0,4% hingga defisit 0,4% dari PDB. Pada tahun 2024, NPI diperkirakan akan tetap baik, didukung oleh prospek positif ekonomi domestik, meskipun ketidakpastian global di pasar keuangan masih tinggi.

 

Leave a reply