Jatim Alami Inflasi 0,29 Persen di Akhir Tahun 2023
BI-Provinsi Jawa Timur alami inflasi month to month (mtm) 0,29 persen pada Desember 2023 melalui Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan di delapan kota.
Zulkipli Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebut prosentase inflasi Desember kemarin lebih rendah dibanding mtm pada November 2023 yang tercatat sebesar 0,31 persen.
Sedangkan penyebab inflasi pada Bulan Desember 2023 dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Namun ada sebanyak tiga komoditas utama penyumbang inflasi bulan Desember 2023 (yoy) untuk komoditas bahan makanan yaitu beras, cabai rawit dan cabai merah.
“Bulan Desember 2023, komoditas beras masih mengalami inflasi yaitu sebesar 0,24 persen dengan andil sebesar 0,01 persen,” kata Zulkipli dalam keterangannya, Rabu (3/1/2024).
Zulkipli menyebut inflasi gabungan delapan kota untuk komoditas beras tahun kalender Desember 2023 mencapai 20,55 persen dengan andil sebesar 0,83 persen.
Menurutnya komoditas beras memengaruhi sumbangan terbesar terjadinya inflasi di seluruh kota IHK di Jatim.
“Puncak terjadinya inflasi komoditas beras ialah bulan September 2023, setelah sebelumnya pada bulan Mei-Juli sempat deflasi,” katanya.
Kemudian terkait harga cabai merah selama 2023, mulai awal Januari sampai Oktober relatif stabil di harga Rp33.000 – Rp35.000 per kilogram.
Tapi memasuki akhir tahun, harga komoditas ini naik cukup signifikan sehingga mendorong terjadinya inflasi di bulan November dan Desember 2023.
“Cabai merah juga salah satu komoditas yang memberikan andil besar terhadap inflasi di seluruh kota IHK Jawa Timur,” ungkap Zulkipli.
Sementara itu pada level kota, Inflasi secara (yoy) Desember 2023 tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 5,08 persen dengan IHK sebesar 120,82 dan terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 2,15 persen dengan IHK sebesar 114,50.
Terjadinya inflasi di Sumenep ini juga dipengaruhi oleh inflasi beras dan cabai merah di sana.
“Inflasi tahunan tertinggi komoditas beras terjadi di Sumenep dengan nilai 25,51 persen dengan andil 1,38 persen. (Sedangkan cabai merah) Andil terbesar ada di Sumenep mencapai 0,38 persen selama 2023,” ujar Zulkipli.**