Gara-gara Ini Penjualan Mobil Nasional Melemah

0
101

BI-Industri otomotif Indonesia belum bisa lepas dari berbagai masalah. Ini terlihat dari penjualan mobil nasional yang kembali menurun hingga berakhirnya kuartal I-2024.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 23,9% year on year (YoY) menjadi 215.069 unit pada Januari-Maret 2024. Pada periode yang sama, penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional juga menyusut 15% YoY menjadi 271.423 unit.

Sebenarnya, secara bulanan penjualan wholesales mobil nasional mampu tumbuh 5,7% month to month (MtM) menjadi 74.724 unit pada Maret 2024. Begitu juga dengan penjualan retail mobil nasional yang meningkat 16,7% MtM menjadi 82.092 unit pada Maret lalu.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyampaikan, kinerja negatif industri mobil nasional tidak lepas dari belum pulihnya daya beli sebagian masyarakat Indonesia akibat pertumbuhan ekonomi yang belum stabil. Beberapa konsumen juga ragu membeli mobil baru di tengah tren suku bunga acuan yang masih tinggi dan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

“Belakangan ini konsumen juga membutuhkan waktu lama untuk persetujuan kredit atau leasing kendaraan bermotor, sehingga mempengaruhi permintaan,” ujar Jongkie, Senin (15/4).

Gaikindo yakin kondisi pasar mobil nasional dapat segera membaik pada kuartal kedua tahun ini. Pelemahan kurs rupiah juga diharapkan tidak berlangsung lama, sehingga permintaan mobil baru tetap terjaga. Secara umum, Gaikindo tetap mempertahankan proyeksi penjualan mobil nasional sebanyak 1,1 juta unit pada tahun ini.

Penjualan APM

Mayoritas agen pemegang merek (APM) otomotif mengalami penurunan penjualan mobil sepanjang kuartal I-2024. Salah satunya adalah Daihatsu yang membukukan koreksi penjualan retail 14,6% YoY menjadi 49.147 unit pada Januari-Maret 2024.

Sebagian besar penjualan Daihatsu disumbang oleh model-model seperti Sigra sekitar 22,2% dari total penjualan, kemudian disusul oleh Gran Max Pick Up (21,2%), dan Terios (17,6%).

Tri Mulyono, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation menilai, kinerja penjualan Daihatsu masih searah dengan pasar mobil nasional. Kondisi ekonomi nasional pun cukup mempengaruhi tren penjualan Daihatsu.

Selain itu, Daihatsu mendapat informasi bahwa kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di sejumlah lembaga pembiayaan mengalami tren kenaikan. Akibatnya, pihak lembaga pembiayaan kini lebih selektif dalam memberikan kredit pembelian mobil. Padahal, dukungan dari industri keuangan cukup krusial bagi kelangsungan bisnis otomotif.

Terlepas dari itu, Daihatsu tetap percaya diri penjualan mobilnya segera membaik dalam waktu dekat. “Kami berharap pertumbuhan ekonomi terus membaik sehingga pasar otomotif juga merasakan dampak positifnya,” tutur Tri, Senin (15/4).

Sementara itu, Honda juga mengalami penurunan penjualan retail 21,1% YoY menjadi 29.744 unit sepanjang kuartal I-2024. Sales & Marketing and Aftersales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy bilang, hasil negatif penjualan ini cukup dipengaruhi oleh dinamika kondisi ekonomi dan politik nasional.

Asal tahu saja, kuartal pertama kemarin suhu politik Indonesia meningkat seiring berlangsungnya Pemilu 2024. Ketidakstabilan kondisi geopolitik global juga berdampak pada melambatnya pasar otomotif nasional.

“Namun, bagi kami penetrasi pasar tetap harus dijaga di tengah kondisi pasar yang sangat tidak stabil seperti saat ini,” imbuh Billy, Senin (15/4).

Sekadar informasi, upaya penetrasi pasar ini ditujukkan Honda lewat peluncuran varian baru Honda BR-V N7X Edition pada Februari 2024 yang dibanderol mulai dari Rp 319,4 juta.

Honda pun terus memonitor kondisi ekonomi global dan nasional. Produsen mobil asal Jepang ini juga menyesuaikan kapasitas produksinya dengan permintaan pasar mobil nasional.**

Leave a reply