KEK Singhasari Buka Suara, Klaim Gaet Investasi Senilai Rp 1,1 Triliun

BI-Progress pembangunan infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, terus bergulir. Sudah berdiri klaster digital berisikan ratusan talenta muda. Selain itu, sudah ada perguruan tinggi ternama asal Inggris yaitu King’s College London (KCL).
Direktur Umum KEK Singhasari Dr HM Purnadi mengatakan, investasi senilai hampir Rp 1,1 triliun lebih murni berasal dari swasta. Pihaknya tidak pernah bersentuhan dengan APBD Malang.
“Investasi lebih dari Rp 1,1 triliun murni swasta. Bentuknya seperti infrastruktur bangunan atau gedung yang saat ini ada di KEK Singhasari,” ujar Purnadi kepada detikJatim ditemui di KEK Singhasari, Rabu (7/5/2025).
Purnadi menyampaikan, perkembangan KEK Singhasari termasuk besaran investasi yang telah masuk dilaporkan kepada Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus secara berkala.
“Investasi sebesar Rp 1,1 triliun tersebut sudah terlaporkan ke Dewan Nasional dan Badan Penanaman Modal,” tegasnya.
KEK Singhasari tidak berdiam diri semenjak diresmikan. Purnadi menegaskan, kawasan khusus ini terus berjalan sesuai yang telah direncanakan. Dari 120 hektare lahan yang masuk KEK Singhasari sebanyak 44 hektare berdiri bangunan.
Geliat aktivitas di KEK Singhasari juga terlihat dari tempat pengembangan kegiatan usaha dan yang pertama kali menyasar pelaku usaha level UMKM, yaitu dengan memfasilitasi startup digital dalam satu ekosistem. Di antaranya content garage, animasi dan coding factory.
Purnadi menyebut, setidaknya ada 700 talenta muda yang beraktivitas di cluster digital dengan 12 studio yang telah didirikan di sana.
“Aktivitas sudah berjalan adalah animasi, film dan coding factory untuk pengembangan software, aplikasi digital dan program komputer dan juga cyber defence. Sudah ada 700-an lebih anak posisinya bekerja di KEK Singhasari,” sebutnya.
Keberadaan 700 anak-anak pintar dari Indonesia itupun telah memberi manfaat kepada penduduk di sekitar kawasan. “Mereka kos di rumah-rumah penduduk. Mereka makan di sana. Ini kan memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat,” kata Purnadi.
Menurut Purnadi, KEK Singhasari juga menghibahkan lahan seluas kurang lebih 600 meter persegi kepada Pemerintah Propinsi Jawa Timur untuk dibangun laboratorium industri animasi yang diampu oleh SMK Negeri 2 Singosari sejak 2022/2023.
Selain telah berjalan aktivitas belajar oleh perguruan tinggi asing untuk program magister. Yaitu King’s College London yang dibangun sejak 2013 lalu. Bukan seperti kampus asing pada umumnya, King’s College London dibangun dengan nuansa etnik Jawa yang kemudian diapresiasi oleh King’s College London.
“Di KEK Singhasari sudah ada kampus asing dari Inggris namanya King’s College London atau KCL. Pengajarnya dari Inggris semua. Saat ini sudah 2 angkatan untuk program magister (S-2), untuk bidang ekonomi digital,” tuturnya.
Dalam waktu dekat, lanjut Purnadi, akan hadir kampus asing ternama yang juga berasal dari Inggris. Kampus itu bernama Queen Mary London (QML) University. Pembicaraan terkait Queen Mary London sudah matang, tinggal menunggu keputusan jurusan yang memang diperlukan di Indonesia.
“Tahun 2025 ini, satu lagi perguruan tinggi luar negeri ada di KEK Singhasari. Sudah 70 persen, jika tidak ada aral merintang akan segera hadir di KEK Singhasari. Namanya Queen Mary London University. Untuk jenjang pendidikan magister (S-2), untuk penjurusan masih dibicarakan,” sambung Purnadi.
Purnadi menambahkan, bahwa sangat tidak benar apabila KEK Singhasari dikatakan telah merusak alam dan kehidupan, kapitalisme yang mengeksploitasi kawasan, mengubah kawasan santri menjadi kawasan bisnis.
Karena faktanya, KEK Singhasari telah menghibahkan lahan seluas kurang lebih 2.000 meter persegi kepada Pemerintah Kabupaten Malang yang sekarang sudah dibangun menjadi Museum Singhasari.
“Hal ini membuktikan KEK Singhasari sangat memiliki kepedulian tinggi terhadap nilai sejarah, sekaligus motor pelestarian peninggalan sejarah,” katanya.
Dikatakan juga, pengembangan KEK Singhasari sangat mengedepankan kawasan hijau (RTH) dan secara maksimal berusaha mempertahankan tanaman keras yang ada di dalam kawasan. Selain program penghijauan, pembibitan tanaman adalah program KEK Singhasari yang tidak pernah putus sampai sekarang.
Keberadaan KEK Singhasari juga disebut melalui proses perijinan yang sangat rigid dan ketat oleh Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus. Termasuk aspek lingkungan dan sosial. Seperti studi AMDAL dan studi ekonomi pembangunan.
“Kami sangat memahami sosio kultural dari masyarakat Singosari. Sehingga keberadaan KEK Singhasari tidak pernah mempertentangkan kawasan bisnis dengan budaya lokal. KEK justru mewadahi dan menumbuhkembangkan kearifan lokal yang ada,” terangnya.***