Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV 2022 Tumbuh Positif
BI- Dalam kegiatan Jatim Talk: Road To East Java Economic Forum 2023 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur pada Selasa, 14/02/2022 di Surabaya.
Muslimin Anwar selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Perekonomian Jawa Timur pada triwulan IV berada di posisi 4,76% dan perekonomian nasional di angka 5,01%. Sedangkan di periode triwulan sebelumnya posisi Jawa Timur di angka 5,59% dan nasional di angka 5,72%.
Meskipun lebih rendah dibandingkan periode triwulan sebelumnya, tapi angka tersebut masih menunjukan pertumbuhan yang positif. Perlambatan tersebut disebabkan oleh deselerasi ekspor luar negeri akibat eskalasi ketidakpastian global.
Beberapa hal yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tetap tumbuh positif adalah meningkatnya konsumsi rumah tangga dan investasi seiring pembukaan sektor ekonomi yang produktif dan ini didorong juga dengan semakin melandainya kasus covid-19.
Selain itu, ekspor luar negeri yang cukup tinggi dan perdagangan komoditas antar daerah yang didorong dengan gencarnya program misi dagang dari pemerintah provinsi Jawa Timur juga menyumbang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Peningkatan ekonomi Jawa Timur juga didorong dengan adanya upaya pengembangan UMKM, ekonomi syariah, pariwisata, pengembangan 5 kawasan prioritas berdasarkan Perpres No 80 tahun 2019, berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional, berlanjutnya proyek strategis swasta serta optimalisasi kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus.
Perbaikan kinerja ekonomi Jawa Timur tidak luput dari peran serta perbankan yaitu dengan peningkatan pembiayaan perbankan baik berupa kredit modal kerja, kredit investasi, kredit konsumtif termasuk kredit UMKM yang terus meningkat dibanding tahun 2021.
Peningkatan ekonomi di Jawa Timur tetap harus ditingkatkan mengingat di tahun 2023 banyak tantangan yang harus diatasi Pemerintah Jawa Timur seperti eskalasi ekonomi global yang masih menunjukan ketidakpastian, defisit APBN semakin mengecil serta skema pembiayaan UMKM yang masih terbatas.