Indonesia dan Singapura Kolaborasi Tingkatkan SDM Industri 4.0
BI – Indonesia dan Singapura sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, terutama dalam penguasaan teknologi industri 4.0.
Kolaborasi kedua negara bertujuan untuk mempercepat transformasi digital di sektor industri manufaktur dan meningkatkan produktivitas serta daya saing.
Kementerian Perindustrian Indonesia melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) telah bekerja sama dengan Pemerintah Singapura melalui Singapore Institute of Technical Education Services (ITEES) dan didukung oleh Temasek Foundation.
Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Selasa, 2/5/2023, menyatakan bahwa kolaborasi ini telah melahirkan rangkaian kegiatan pelatihan sejak tahun 2022.
Program Pendidikan dan Pelatihan Transformasi Industri 4.0, dengan Leaders Training Workshop (LTW) dan Post-Training Sharing Workshop (PSW), masing-masing terdiri dari dua angkatan, diselenggarakan oleh BPSDMI dan ITEES.
Peserta pelatihan dari 51 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia, yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan staf, memperoleh pengetahuan tentang kurikulum Link and Match sesuai dengan kebutuhan industri, serta implementasi dan asesmennya menggunakan perangkat INDI 4.0 dan SIRI 4.0.
Kepala BPSDMI Masrokhan menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen BPSDMI Kemenperin dalam mendukung program pengembangan SDM dan link and match dengan industri sejak tahun 2016.
BPSDMI dan Singapura berkomitmen untuk melanjutkan program kerja sama terkait program digitalisasi TVET di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Melalui program pelatihan ini, peserta saling bertukar informasi dan pengalaman terkait implementasi industri 4.0 di sistem pembelajaran unit pendidikan masing-masing.
Mereka juga mendapatkan keahlian untuk menggunakan perangkat SIRI 4.0 yang digunakan Singapura dan telah digunakan oleh INDI 4.0 di Indonesia.
Pengembangan SDM industri dianggap dapat mendukung pertumbuhan industri nasional. Kepala BPSDMI Masrokhan mengungkapkan bahwa kebutuhan akan tenaga kerja industri yang kompeten mencapai 682.000 SDM per tahun.
Oleh karena itu, pendidikan vokasi harus disiapkan untuk mendukung dan mengimplementasikan industri 4.0 dalam aktivitas pembelajaran, sehingga lulusan SMK memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri 4.0.
Menurut CEO ITEES Singapura, Bruce Poh, kepemimpinan adalah kunci untuk mengembangkan institusi Technical and Vocational Education and Training (TVET) yang baik, dan mendorong transformasi TVET yang sukses.
Bruce berharap seluruh peserta program pelatihan dapat sukses dalam mentransformasi TVET di Indonesia, sehingga bisa memberi pengaruh bagi kehidupan orang-orang di institusi mereka.**