Aprisindo Ungkap Provinsi Primadona Investasi Dan Tantangan Industri Alas Kaki
BI – Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, mengungkapkan lonjakan investasi yang menarik dari para pengusaha sepatu di Jawa Tengah tahun ini. Peningkatan mencapai 9,6 persen pada Kuartal I/2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, investasi domestik juga naik hampir 50 persen, menunjukkan minat kuat dari para pengusaha sepatu yang berinvestasi di Indonesia, terutama di Jawa Tengah. Pernyataan ini disampaikan oleh Eddy saat berada di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada hari Kamis, 3 Agustus 2023.
Terdapat beberapa faktor pemicu para investor untuk menanamkan modal di Indonesia, salah satunya adalah perang dagang antara China dan Amerika yang menyebabkan penurunan pesanan dari China. Hal ini mendorong negara-negara seperti China, Vietnam, Taiwan, dan Korea untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah.
Situasi menguntungkan di Jawa Tengah, dengan mudahnya mencari tenaga kerja dan upah minimum kabupaten (UMK) yang lebih terjangkau dibandingkan wilayah lain seperti Jawa Timur dan Jakarta, menjadikan Indonesia tetap menarik sebagai tujuan investasi di masa depan.
Berdasarkan data Aprisindo, sentra industri alas kaki di Indonesia yang terpusat di Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah menunjukkan bahwa pada Kuartal I/2023, Provinsi Jawa Tengah menjadi tujuan investasi terbesar dengan porsi mencapai 44 persen. Diikuti Provinsi Banten dengan 25 persen, Jawa Barat 22 persen, dan Provinsi Jawa Timur 9 persen.
Eddy menjelaskan bahwa Jawa Tengah telah menjadi primadona investasi dalam beberapa tahun terakhir, terutama di sektor industri alas kaki yang berorientasi ekspor dan industri pendukungnya. Data menunjukkan investasi di Jateng mencapai 51 persen, di Jabar 25 persen, Banten 21 persen, dan Jatim 3 persen pada tahun 2022.
Banyak pabrik sepatu telah berdiri di Jawa Tengah, dari Batang hingga Sukoharjo. Beberapa di antaranya adalah YIH Quan Footwear Indonesia, YIH Xin Footwear Indonesia di Kabupaten Batang, serta Kingda Marine Technical Indonesia dan SIC Mundus Creatus di Semarang Kota.
Pameran Fashion Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2023 juga menjadi ajang penting dalam industri ini. Pameran internasional ini, yang fokus pada produk kulit, alas kaki, mesin, teknologi manufaktur, bahan, dan layanan terkait, akan diselenggarakan dari tanggal 3 hingga 5 Agustus 2023 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta.
CEO Krista Exhibitions, Daud D Salim, menyatakan bahwa pameran ILF 2023 bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam industri manufaktur kulit dan alas kaki serta memperkenalkan inovasi dan tren terkini dalam fashion kulit. Lebih dari 200 peserta lokal dan internasional berpartisipasi dalam pameran ini, dengan target lebih dari 10.000 pengunjung dari berbagai negara.
Peningkatan jumlah peserta sekitar 30% dari tahun sebelumnya menunjukkan minat tinggi dalam pameran ini. Lebih dari 8 negara, termasuk India, Italia, China, Korea, Taiwan, Jepang, Singapura, dan Perancis, ikut serta dalam pameran ini.
Meskipun ekonomi global menghadapi tantangan, industri alas kaki Indonesia tetap menunjukkan daya tarik yang kuat. Komitmen pemerintah untuk mengatasi hambatan regulasi dan perizinan juga berkontribusi pada pertumbuhan investasi dan ekspor dalam sektor ini.
Namun, tantangan daya saing terutama terkait Free Trade Agreement Indonesia – EU CEPA masih perlu diatasi agar produk alas kaki Indonesia dapat bersaing di pasar global dengan lebih baik. Aprisindo berperan aktif dalam mendorong kesepakatan ini untuk mendukung pertumbuhan industri alas kaki Indonesia.**