Efisiensi Luar Biasa! E-PIT Siap Ubah Wajah Perikanan Indonesia!

0
418

BI – Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong transformasi digital dalam pelaksanaan penangkapan ikan terukur (PIT) berbasis kuota dengan menghadirkan aplikasi e-PIT. Upaya ini bertujuan mempermudah proses perizinan dan pendataan ikan hasil tangkapan.

Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Agus Suherman menyatakan bahwa e-PIT mengintegrasikan layanan hulu-hilir perikanan tangkap dalam satu sistem, termasuk pengajuan SLO, SPB, Logbook, STBLK, Laporan Penghitungan Mandiri (LPM), dan penghitungan PNBP PHP pascaproduksi. Dengan digitalisasi, proses perizinan, pelaporan, dan pengawasan program ekonomi biru Penangkapan Ikan Terukur di tahun depan diharapkan dapat berjalan efisien.

Agus menyampaikan keyakinannya bahwa efektivitas ini akan sebanding dengan penggunaan kartu elektrik dalam layanan jalan tol yang pada awalnya banyak ditentang tetapi sekarang digunakan oleh semua orang.

Pernyataan tersebut dibuat oleh Agus dalam acara Bincang Bahari bertema ‘Perspektif Publik Terkait Transformasi Perikanan Tangkap dan Penerapan E-PIT’.

Di sisi lain, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik Doni Ismanto menyoroti pentingnya E-PIT dalam pelaksanaan penangkapan ikan terukur berbasis kuota. Dia menyatakan bahwa kinerja sistem ini akan terus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna.

Hasil survey KKP bersama Litbang Kompas di Cilacap, Jawa Tengah, dan Benoa menunjukkan bahwa sebagian besar nakhoda dan pelaku usaha perikanan memiliki kesadaran tinggi terkait kebijakan penangkapan ikan terukur, termasuk aplikasi e-PIT dan pemahaman mengenai kebijakan PIT dan aplikasi pendukungnya.

Namun, berdasarkan pengakuan 100 responder, terdapat beberapa kendala yang dihadapi saat menggunakan aplikasi PIT, seperti kendala sinyal, error, forced closed, dan freeze. Doni Ismanto menambahkan bahwa solusi seperti teknologi satelit dapat digunakan untuk mengatasi kendala sinyal tersebut.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi KKP Aulia Riza Farhan menjelaskan bahwa KKP memiliki teknologi Command Center untuk mendukung pengawasan pelaksanaan Penangkapan Ikan Terukur. Fitur-fitur dalam sistem ini akan terus ditingkatkan, termasuk pemantauan kondisi terumbu karang dan mangrove. Data yang terkumpul akan digunakan untuk mendukung pengambilan kebijakan.

Chief Executive Officer Telkomsat, Lukman Abd Rauf, menegaskan bahwa Telkomsat, sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bertanggung jawab untuk mentransformasi digital di darat dan di laut. Dia menjelaskan bahwa Starlink, berbasis satelit LEO, digunakan untuk mengatasi keterbatasan jaringan komunikasi di darat dan di laut dengan kapasitas hingga 250 Gbps. Starlink memiliki satelit LEO dengan ketinggian sekitar 500-2.000 kilometer yang dapat memberikan layanan dengan latency rendah, throughput tinggi hingga 500 Mbps, dan portabilitas (+/- 5kg). Diharapkan Starlink dapat menjadi solusi bagi keterbatasan jaringan komunikasi di darat dan di laut.**

Leave a reply