Pemkot Surabaya Latih Puluhan Pedagang Pasar Berjualan Live di TikTok

0
80

BI-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melatih puluhan pedagang Pasar Nambangan berjualan secara live di TikTok Shop.

Awaluddin Arief Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya berharap, pelatihan ini akan membuat pedagang yang berjualan offline tidak terus-menerus terdampak kemajuan digitalisasi jual beli yang serba online.

“Pelatihan live TikTok hari ini, menjawab keresahan beberapa pedagang pasar di tengah pemasaran online, pasti berdampak pada omzet pedagang yang masih (berjualan) offline. Kami memberi pelatihan, karena bagaimanapun juga kita harus menjalani pemasaran dengan online, karena eranya dan budayanya sudah berubah, lewat online, belanja agar bisa terus eksis,” bebernya saat ditemui suarasurabaya.net di Pasar Nambangan Surabaya, Kamis (25/1/2024).

Saat ini terdapat 30 pedagang yang mewakili beragam komoditas yang mengikuti pelatihan ini. Mulai dari pedagang sayur, daging, sembako, alat tulis, seragam, hingga pakaian.

“Kami mengundang jasa pelatihan, memberi materi dan pembukaan akun TikTok. Nantinya dicoba langsung live di stan pedagang di Pasar Nambangan,” jelasnya.

Setelah ini, para pedagang yang telah dilatih diharapkan mampu mengajarkan ilmunya ke pedagang lain yang belum bergabung.

“Mungkin biasanya ketika orang sudah lihat teman-teman sukses akan tertarik. Mereka bisa diajari yang sudah mahir di sini,” imbuhnya.

Ia berharap dengan live TikTok bisa memperluas jangkauan pembeli tidak hanya di sekitar pasar. Terutama untuk komoditas bukan produk makanan basah.

Selain Pasar Nambangan, pelatihan ini juga akan digelar merata ke semua pasar yang dikelola Dinkopumdag.

“Kami evaluasi lagi, harapannya semua pasar yang dikelola Dinkopdag. Ada 12 pasar. Dikelola PD Pasar dan sisanya yang sudah digelar pelatihan oleh PD Pasar,” imbuhnya lagi.

Sementara untuk pasar grosir yang mayoritas tempat berjualan pakaian baik itu milik swasta atau juga dikelola pihak ketiga, pada saat ini belum menjadi prioritas.

“Yang grosir sudah dilakukan (pelatihan) oleh pengelola pasar grosir itu sendiri. Yang belum adalah di pasar tradisional binaan Pemkot, itu yang kami garap,” tandasnya.

Salah satu pedagang alat tulis, Anfiasari menyebut memang sudah memulai berdagang dengan TikTok tapi belum pernah siaran langsung.

“Sebelumnya sudah mencoba. Cuma ramainya pas pandemi. Sekarang dengan pelatihan live, jadi tahu kalau butuh pencahayaan hingga public speaking,” katanya.

Sementara Darwati, pedagang yang berjualan seragam dan baju adat mengaku belum pernah sama sekali terjun di TikTok. Namun ia sudah berjualan e-commerce itupun dikelola anaknya.

“Kalau tidak ada yang bantu ya (terasa) kaku saat berhadapan dengan kamera. Jadi sekarang bisa belajar, tidak cuma teori,” tandasnya.**

Leave a reply