Kinerja Industri Tekstil Menurun Di Tengah Peningkatan Industri Manufaktur

0
164

BI – Industri manufaktur di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan pesat berkat meningkatnya permintaan baru di pasar. Berdasarkan laporan terbaru dari S&P Global pada bulan Juni, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai angka 52,5, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 50,3.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan apresiasi terhadap aktivitas industri manufaktur yang terus berkembang. Dia menekankan bahwa PMI Manufaktur Indonesia telah mencapai fase ekspansif selama hampir dua tahun berturut-turut, selama 22 bulan. Selain itu, tingkat optimisme pelaku industri secara keseluruhan juga mengalami peningkatan.

Namun, Agus juga menyoroti bahwa sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih mengalami kontraksi. Dalam survei IKI Juni 2023, sektor ini bahkan termasuk dalam tiga subsektor manufaktur yang mengalami kontraksi.

Agus menjelaskan bahwa industri TPT mengalami tekanan karena adanya produk impor yang membanjiri pasar domestik, terutama melalui Pusat Logistik Berikat (PLB). Dia juga mengimbau adanya pengawasan yang ketat terhadap barang-barang yang keluar dari PLB yang masuk ke pasar domestik, serta terhadap platform marketplace yang menjadi pintu masuk produk tekstil impor.

Namun, ada peluang positif bagi industri TPT dengan dimulainya tahun ajaran baru. Hal ini diharapkan dapat mendorong dan menghidupkan kembali industri TPT yang sedang mengalami tekanan.

Untuk mendukung pemulihan industri TPT, pemerintah telah menerapkan kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas produksi di sektor ini untuk memenuhi permintaan akan pakaian sekolah negeri dan pakaian pegawai pemerintah.

Laporan S&P Global mencatat bahwa ekspansi industri manufaktur Indonesia pada bulan Juni 2023 didorong oleh peningkatan permintaan baru. Hal ini mengakibatkan peningkatan produksi yang juga berdampak pada peningkatan jumlah tenaga kerja.

Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global PMI Market Intelligence, menambahkan bahwa pertumbuhan di sektor manufaktur Indonesia secara keseluruhan mengalami percepatan pada bulan Juni.

PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juni 2023 juga melampaui PMI Manufaktur ASEAN serta beberapa negara lainnya, termasuk Malaysia, Myanmar, Filipina, Taiwan, Vietnam, Jepang, China, Korea Selatan, Inggris, dan Prancis.

Agus menekankan bahwa peningkatan PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juni sejalan dengan peningkatan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang telah dirilis sebelumnya. IKI pada bulan Juni 2023 mencapai 53,93, naik sebesar 3,03 poin dibandingkan dengan Mei 2023. Ini merupakan angka tertinggi sejak dirilisnya IKI pada November 2022.

Menurut data United Union Statistics Economics, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara manufaktur teratas berdasarkan kontribusinya terhadap output manufaktur global. Selain Indonesia, negara-negara maju seperti China, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, India, dan Korea Selatan juga masuk dalam daftar tersebut.

Agus mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menjalankan kebijakan hilirisasi industri di tiga sektor, yaitu industri berbasis agro, bahan tambang dan mineral, serta migas dan batubara. Secara bertahap, pemerintah terus melakukan penghentian ekspor bahan tambang mentah seperti bauksit, timah, dan alumina untuk mendorong hilirisasi industri yang lebih luas.

Leave a reply