Bos Kapal Api Itu Pernah Jadi Kernet Bemo
BI-Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya telah mewisuda 1.067 mahasiswa S1 dan S2 di Dyandra Convention Hall, Sabtu (28/9). Pada kesempatan ini bos perusahaan kopi Kapal Api Soedomo Mergonoto turut hadir memberikan motivasi kepada wisudawan.
Rektor Unitomo Prof Dr Siti Marwiyah SH MH mengundang Soedomo secara khusus. CEO PT Santos Abadi Jaya yang menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar kopi lokal di Indonesia itu pun memberikan pesan dan motivasi.
Owner Kapal Api ini dikenal sangat humble dan menaruh perhatian besar terhadap dunia pendidikan di Tanah Air. Karena itulah Soedomo mudah membaur dengan mahasiswa, termasuk saat menyapa wisudawan Unitomo.
“Sangat pentingnya kita membekali diri dengan ilmu pendidikan,” kata Soedomo di tengah acara wisuda Unitomo tersebut, Senin (30/9/2024).
Soedomo berpesan betapa perlunya wisudawan mempersiapkan diri sedini mungkin untuk terjun ke dunia bisnis. Dia pun berbagi cerita bagaimana dirinya harus bersusah payah saat merintis usaha.
“Kesempatan dan masa depan itu hanya datang untuk orang yang mempersiapkan diri dan terus belajar. Dulu di awal merintis usaha saya pernah menjadi tukang kerok ban bekas dan kernet bemo untuk menambah penghasilan,” ujarnya.
Namun, Soedomo mengatakan, zaman dulu berbeda dengan sekarang. Kalau dahulu seseorang harus mengutamakan kekuatan badan untuk berjuang, sekarang tidak cukup itu saja. Karena sekarang sudah zamannya teknologi dan informasi.
“Jadi siapa yang punya ilmu dan menguasai informasi dia yang akan jadi pemenang,” kata laki-laki kelahiran Surabaya, 3 Mei 1950 ini.
Soedomo yang telah dipercaya sebagai Konsul Kehormatan Pemerintah Polandia di Surabaya beberapa tahun ini juga menyampaikan betapa pentingnya membangun jejaring.
“Membangun jaringan seluas-luasnya. Berteman dengan sebanyak mungkin orang,” ujarnya.
Rektor Unitomo Prof Siti Marwiyah berpesan agar para lulusan tetap belajar dan mengasah kemampuan untuk bisa survive di masyarakat. Baginya, ilmu yang dipelajari di kampus hanya sebagian kecil dari yang dibutuhkan untuk eksis di tengah lingkungan pekerjaan baik sebagai karyawan, profesional, maupun wirausahawan.
“Karena itu anda harus terus belajar selama hayat dikandung badan. Buat anda yang masih S1, silakan lanjut ke S2. Begitu pun yang sudah S2, jika memungkinkan silakan lanjut lagi ke S3. Apalagi di Unitomo kan juga ada program S2 dan S3, jadi tidak perlu jauh-jauh,” pesannya.
Prof Siti menyebutkan dari 1.067 wisudawan yang lulus, ada satu lulusan terbaik S2 Magister Ilmu Hukum yakni Stevanus Budi Yuwono. Laki-laki kelahiran Surabaya, 24 Juni 1968 itu lulus dengan nilai IPK hampir sempurna, 3,94.
“Kita melihatnya dari akademik dan IPK-nya bagus 3,94. Di luar itu dia menerapkan Permendikbud tahun 2023 terkait tugas akhir tidak wajib berbentuk tesis dan disertasi, tapi bisa dalam bentuk prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lain yang sejenis,” ujar Prof Siti kepada detikJatim.
Di samping itu, ia menyebutkan bahwa Stevanus juga sangat men-support kegiatan-kegiatan di kampus. Contohnya men-support pertukaran mahasiswa ke luar negeri.
“Dia bantu itu sudah 2 tahun dan 3 kali ini support keberangkatan. Dia pilih anak yang kurang mampu dan punya potensi akan disupport. Melihat IPK bagus, akademik bagus, dia bimbing adik-adik bantu mahasiswa yang kurang mampu untuk pertukaran mahasiswa,” jelasnya.
Stevanus juga disebut sering memberi support lembaga kampus tanpa memandang fakultas atau kegiatan yang dilaksanakan. Prof Siti mengatakan wisudawan yang baru lulus harus bisa cepat tanggap terhadap sesuatu seperti Stevanus. Keahlian mahasiswa tidak hanya dari nilai, tapi mampu menangkap peluang.
“Sekarang banyak di bidang teknologi dan harus punya kemampuan digital. Negara sedang membangun, ini tantangan para wisudawan dan mahasiswa merebut itu, ada tiket ijazah dan pembekalan, tinggal mahasiswa atau wisudawan mau menggunakan kesempatan atau tidak. Mahasiswa harus siap bersaing di luar,” pungkasnya.**