Daerah Disarankan Kembangkan Produk Kreatif Khas

0
9

BI-Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar mengemukakan bahwa setiap daerah semestinya mengembangkan produk kreatif khas, produk dengan nilai jual unik, berdasarkan potensi wilayah.

“Jangan sampai tiap kota di Indonesia tampil dengan wajah yang sama, menjual produk yang seragam, dan kehilangan keunikannya masing-masing,” katanya dalam acara diskusi dengan pegiat ekonomi kreatif di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/6).

“Justru keberagaman budaya dan identitas lokal itulah yang menjadi kekuatan utama ekonomi kreatif kita,” katanya sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian yang diterima pada Selasa.

Irene mengemukakan bahwa karya-karya kreatif bisa punya nilai ekonomi tinggi jika dikembangkan dengan model bisnis yang tepat.

Oleh karena itu, dia mengajak para pegiat ekonomi kreatif untuk meningkatkan pemahaman mengenai lisensi dan kekayaan intelektual (IP) dalam pengembangan usaha ekonomi kreatif.

“IP itu bukan cuma soal karya, tetapi juga soal strategi. Kita perlu memikirkan keberlanjutan, distribusi, dan pangsa pasarnya sejak awal,” katanya.

Dia lantas memperkenalkan program Ekraf Hunt yang dilaksanakan oleh kementerian untuk mencari talenta kreatif dan pengembang IP dari berbagai daerah.

Perwakilan komunitas seni, akademisi, pelaku bisnis kreatif, dan kreator muda Semarang yang menghadiri acara diskusi dengan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif menyampaikan bahwa masalah akses pembiayaan, literasi IP, dan jaringan distribusi saat ini masih menjadi tantangan dalam mengembangkan usaha ekonomi kreatif.

Kreator The Redmiller Blood, Peter Rhian Gunawan, mengemukakan pentingnya keberlanjutan dan perlindungan dalam usaha pengembangan IP.

“Ekosistem IP di Indonesia sebenarnya sangat potensial. Tapi yang paling dibutuhkan saat ini adalah keberlanjutan,” katanya.

“Bukan hanya perhatian sesaat, tapi dukungan yang konsisten agar karya lokal bisa tembus ke pasar global tanpa kehilangan identitasnya,” kata dia.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif juga mengemukakan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam upaya pengembangan usaha ekonomi kreatif di daerah.

“Kota Lama Semarang adalah contoh nyata bagaimana semangat kolaborasi komunitas mampu menghidupkan kembali ruang yang dulu mati,” katanya.

“Ini yang kami sebut sebagai sumber daya tak kasatmata: kreativitas, keberanian, dan kekuatan lokal. Dari sinilah seharusnya arah kebijakan nasional dimulai,” ia menambahkan.

Kementerian Ekonomi Kreatif mendorong pembangunan ekosistem usaha ekonomi kreatif di daerah guna mengangkat potensi ekonomi lokal, menghadirkan lapangan kerja berkualitas, serta memberdayakan komunitas.**

 

Leave a reply