Indonesia Dorong Asia Tenggara Menjadi Sentra Produksi Mobil Listrik Serta Diet Dolar AS
BI – Pada bulan Mei nanti, Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Dalam KTT tersebut, salah satu isu utama yang akan dibahas adalah penguatan resiliensi ekonomi di Asia Tenggara dengan fokus pada pembentukan sentra produksi mobil listrik.
Menurut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Indonesia akan memimpin KTT ASEAN dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tema ini berfokus pada bagaimana meningkatkan resiliensi ekonomi di negara-negara ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi.
Dalam konferensi pers di Kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Retno mengungkapkan bahwa KTT ASEAN di Labuan Bajo akan membahas pembentukan ekosistem kendaraan listrik serta penggunaan transaksi mata uang lokal.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga mengungkapkan bahwa pembahasan tentang kendaraan listrik akan menjadi salah satu topik utama dalam KTT ASEAN. Saat ini, Indonesia dan Thailand adalah dua negara di ASEAN dengan porsi produksi otomotif yang besar, dan keduanya mulai beralih ke produksi kendaraan listrik.
Indonesia memiliki keuntungan karena memiliki bahan baku baterai listrik dalam jumlah besar, sehingga ekosistem kendaraan listrik di ASEAN akan dibangun dengan mengambil keuntungan dari hal tersebut.
Selain itu, Indonesia juga akan mengangkat isu ‘diet’ dolar AS dalam KTT ASEAN dengan mengintegrasikan sistem pembayaran antar negara di ASEAN. Dengan adanya kerja sama transaksi ekonomi di negara-negara ASEAN, mata uang dolar AS tidak lagi menjadi satu-satunya pilihan transaksi.
“Ada juga isu digital economy framework agreement. Salah satu yang sudah kita coba dengan QRIS, jadi dengan payment sistem di 5 negara ASEAN, sehingga kebutuhan terhadap Dolar akan lebih rendah terutama untuk digital ekonomi,” ungkap Airlangga.**