Kebijakan Hilirisasi Menyokong Kemajuan Industri Manufaktur Indonesia

0
169

BI – Menurut informasi dari Kementerian Perindustrian, saat ini sektor manufaktur di Indonesia masih dalam kondisi ekspansif. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan data dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan bahwa pembelian di sektor manufaktur mengalami peningkatan pada bulan Agustus 2023. Angka ini mencapai level 53,9, mengalami kenaikan sebesar 0,6 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 53,3.

Kementerian Perindustrian menjelaskan bahwa peningkatan signifikan ini disebabkan oleh pertumbuhan permintaan dari luar negeri, yang telah mendorong percepatan dalam proses produksi. Apalagi, peningkatan laju ekspansi PMI Manufaktur pada bulan Agustus 2023 ini merupakan yang tercepat dalam satu tahun terakhir.

Menteri Agus juga mengungkapkan bahwa peningkatan ini berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja, yang merupakan berita baik dalam upaya mengatasi masalah pengangguran.

Selama dua tahun terakhir, PMI Manufaktur Indonesia selalu berada di atas angka 50, yang menandakan pertumbuhan dan kestabilan sektor manufaktur di Indonesia.

Tingkat PMI Manufaktur Indonesia juga melampaui beberapa negara ASEAN dan negara-negara besar lainnya seperti Taiwan, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Myanmar. Bahkan, Indonesia juga mengungguli negara-negara seperti Jerman, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan China dalam hal ini.

Selain itu, hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2023 yang mencapai level 53,22 juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam sektor manufaktur di Indonesia. Ini adalah indikasi positif bahwa sektor industri manufaktur Indonesia sedang mengalami fase ekspansi yang positif.

Peningkatan ini juga tercermin dalam data dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia, yang menunjukkan bahwa ekspansi mencapai 52,39% pada kuartal II-2023, yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 50,75%.

Lebih lanjut, hasil survei PMI manufaktur dan IKI juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, yang tumbuh sebesar 5,17% pada kuartal II-2023 dan berkontribusi sebesar 16,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada periode yang sama.

Menteri Agus menekankan komitmen pemerintah untuk fokus pada industrialisasi dengan kebijakan hilirisasi yang strategis. Ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah untuk bahan baku lokal, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan mendukung penerimaan devisa.

Selain itu, kebijakan hilirisasi tidak hanya ditargetkan untuk industri besar, tetapi juga untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM). Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, yang menekankan pentingnya melibatkan semua sektor dalam hilirisasi, termasuk petani dan nelayan, untuk mendorong kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan kata lain, hilirisasi bukan hanya tentang industri besar seperti nikel atau tembaga, tetapi juga melibatkan pelaku IKM dalam pengolahan berbagai sumber daya alam seperti kopi, kelapa sawit, atau rumput laut. Semua ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk meraih kemajuan melalui optimalisasi sumber daya alam yang dimilikinya.

Leave a reply