Produsen Setuju HET MinyaKita Naik hingga Rp2.000/Liter

0
130

BI-Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) sekaligus Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga menyebut kenaikan HET MinyaKita Rp1.000 – Rp2.000 per liter masih dianggap wajar.

“HET itu dengan poin saya mau naikkan Rp1.000 atau Rp2.000 saya kira masih relatif aman,” ujar Sahat saat ditemui di Kawasan Tendean, Kamis (6/6/2024).

Menurutnya, kenaikan HET MinyaKita relevan dengan harga bahan baku di produsen yang saat ini juga melonjak. Di sisi lain, kata dia, hampir 90% produsen minyak goreng tidak memiliki kebun kelapa sawit sehingga tetap melakukan pembelian bahan baku dari pasar minyak sawit. Adapun, rata-rata harga crude palm oil (CPO) saat ini disebut telah mencapai Rp12.500 per kilogram.

“Setuju [HET naik] karena harga produsen ini kalau bahan bakunya naik tentu yang dijual naik,” ucapnya.

Sahat pun mengusulkan agar penyaluran MinyaKita sesuai HET diprioritaskan hanya untuk masyarakat yang membutuhkan. Dengan begitu, alokasi Domestic Market Obligation (DMO) untuk minyak goreng rakyat atau MinyaKita tidak sebesar saat ini yang dipatok 300.000 ton per bulan.

“Nah jadi yang saya sarankan penyalurannya dilakukan oleh badan pemerintah, kan ada distributor pemerintah seperti ID Food, Bulog. Dan Bulog juga tahu siapa aja yang miskin,” ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberi sinyal harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita bakal naik dalam waktu dekat.

Direktur Bahan Pokok dan Barang Penting, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag Bambang Wisnubroto mengatakan, penyesuaian HET MinyaKita itu diperlukan untuk memperlancar distribusi MinyaKita di pasaran.

Menurutnya, berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara lembaga terkait pada 29 Mei 2024, para asosiasi produsen minyak kelapa sawit dan minyak goreng sepakat terhadap rencana kenaikan HET MinyaKita tersebut.**

Leave a reply