Hashim Djojohadikusumo: 27 Juta Keluarga Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

BI-Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo kembali menegaskan, program pembangunan 3 juta rumah per tahun inisiasi Presiden Prabowo Subianto target mampu menyediakan 30 juta hunian dalam 10 tahun mendatang.
Hashim memaparkan, terdapat 15 juta keluarga masih menunggu secara resmi rumah yang layak huni. Di sisi lain, terdapat 27 juta keluarga tinggal di pedesaan yang tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
“Saya sangat-sangat optimis dengan masa depan Indonesia, kita sadari bahwa rakyat Indonesia masih banyak kekurangan. Saya bicara dengan bapak pimpinan APL, Agung Podomoro, yang menyatakan bahwa sebenarnya ada banyak masalah-masalah di sektor perumahan,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).
Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis. Termasuk merumuskan kebijakan struktural yang lebih terintegrasi dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
“Salah satu fokus utamanya adalah penyediaan rumah tinggal yang layak huni guna meningkatkan kualitas hidup dan memperkuat fondasi pembangunan sosial dan ekonomi secara berkelanjutan,” tegas Hashim.
Agung Podomoro Land (APL) menyambut baik program pemerintah di sektor perumahan untuk menyelesaikan masalah kebutuhan hunian yang berkualitas dan terjangkau.
Pendiri Agung Podomoro Land Trihatma Kusuma Haliman mengutarakan, sebagai pengembang properti dengan rekam jejak lebih dari 55 tahun, pihaknya ikut menjaga perekonomian Indonesia dari sektor properti. Salah satunya dengan membangun dan mengembangkan segmen kelas menengah dengan harga terjangkau, seperti Kota Podomoro Tenjo.
“Inisiatif ini juga jadi wujud nyata kontribusi perusahaan dalam menyediakan hunian berkualitas bagi berbagai segmen masyarakat di berbagai kota di Indonesia,” kata Trihatma.
Pengembangan Kawasan Berbasis Transit
PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) membidik segmen hunian generasi milenial melalui pengembangan unit properti dengan harga di bawah Rp1 miliar di Karawang. Dok APL… Selengkapnya
Trihatma lantas menceritakan Kota Podomoro Tenjo, yang dibangun lewat rencana pengembangan kawasan berbasis transit (TOD), lantaran terintegrasi dengan Stasiun Tenjo.
“Agung Podomoro memastikan bahwa setiap unit hunian yang dibangun memiliki akses mudah ke infrastruktur dasar seperti transportasi publik, sekolah, dan pusat kesehatan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk membangun hunian yang layak dan berfungsi menjadi bagian dari pembangunan lingkungan yang besar serta berkelanjutan,” ungkapnya.
Adapun Kota Podomoro Tenjo menargetkan segmen menengah bawah dengan harga jual mulai Rp 250 juta dan didukung dengan kualitas infrastruktur premium khas Agung Podomoro. Hingga saat ini, lebih dari 6.600 unit rumah telah terjual di Kota Podomoro Tenjo.***