Pemerintah dan Pelaku Usaha Sektor Properti Perlu Bersinergi Dalam Menghadapi Bayang-Bayang Resesi

0
1071

BI-Resesi masih membayang-bayangi perekonomian global. Beberapa negara dikabarkan terancam mengalami resesi.

Jika resesi semakin meluas maka efek dominonya juga akan berdampak pada perekonomian Indonesia yang tentunya akan berdampak pada dunia usaha khususnya sektor properti.

Walaupun kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini mulai bangkit dari dampak Covid-19, tetapi kondisi ekonomi makro global sedang tidak baik-baik saja sehingga inflasi tinggi harus tetap diantisipasi dan tetap mendapatkan perhatian khusus dari para pelaku bisnis tidak terkecuali pelaku bisnis properti.

Paulus Totok Lusida selaku Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) mengatakan fundamental ekonomi Indonesia sebenarnya cukup baik dan stabil tetapi pemerintah tidak boleh terlalu percaya diri.

Ia menghimbau agar pemerintah melakukan langkah prefentif atau pencegahan dan tidak melakukan tindakan kuratif.

Sejak perekonomian Indonesia memburuk dampak Covid-19, pada pelaku bisnis properti telah melakukan beberapa terobosan untuk mempertahankan bisnisnya seperti dengan menawarkan properti yang lebih efisien dan ekonomis, hal ini bisa berdampak pada penurunan harga properti dari yang biasanya harga 2 milyaran menjadi harga 1 milyaran.

Strategi tersebut cukup efektif sehingga pada Q2 penjualan properti hunian naik luar biasa, sedangkan di Q3 penjualan properti hunian mengalami penurunan.

Penurunan penjualan tersebut perlu dibenahi kembali. Dalam pembenahan tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pelaku bisnis tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah karena dalam bisnis dipengaruhi oleh kompetisi market dan regulasi.

Perbaikan regulasi perlu diperhatikan oleh pemerintah karena hal ini sangat mempengaruhi perkembangan bisnis properti, seperti belum adanya kenaikan harga pada rumah MBR selama 3 tahun terakhir yang mengakibatkan pencapaian penjualan rumah subsidi hanya 15% dari total target penjualan.**

Leave a reply